Suara.com - Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras secara resmi menyerahkan surat pengunduran diri pemerintahnya kepada Presiden Republik itu Prokopis Pavlopolous pada Kamis malam (20/8), dan meminta diselenggarakannya pemilihan umum sela.
Pemimpin Sayap-Kiri itu mengunjungi Kepala Negara tak lama setelah mengumumkan keputusannya untuk mundur dalam pidato yang ditayangkan televisi kepada rakyat Yunani.
"Mandat rakyat yang saya terima pada 25 Januari telah selesai. Sekarang kedaulatan rakyat Yunani harus dipertimbangkan," kata Tsipras, sebagaimana diberitakan Xinhua, Jumat pagi (21/8/2015)
Tsipras menjelaskan, ia memutuskan untuk mundur guna memberi warga kesempatan untuk memberi putusan mereka kembali mengenai talangan ketiga yang dicapai pemerintahnya dengan pemberi kredit internasional untuk membuat Yunani tetap beroperasi dan berada di dalam zona euro.
Pemimpin Yunani tersebut mengakui pemerintahnya tidak mencapai kesepakatan yang diingini ketika memangku jabatan, dan membuat konsesi setelah menghadapi penentangan dari para pemimpin. Tapi ia tetap berpendapat program baru adalah peluang terbaik untuk terus maju.
Belum ada tanggal pilihan bagi penyelenggaraan pemilihan umum yang disebut-sebut selama pidato itu atau dialog dengan Presiden.
Menurut beberapa sumber pemerintah, Tsipras mengusulkan pemilihan umum diselenggarakan pada 20 September.
Namun, dalam reaksi pertama terhadap perkembangan tersebut, pemimpin oposisi utama dari kubu konservatif --Partai Demokrasi Baru-- Vangelis Meimarakis mengatakan dalam satu jumpa pers mendadak bahwa partainya akan berusaha sekuat mungkin untuk menghindari pemungutan suara demi keuntungan rakyat Yunani.
Meimarakis menuduh Tsipras mengupayakan pemilihan umum guna menanggulangi perlawanan di dalam partai sayap-kiri radikal yang dipimpinnya, SYRIZA, terhadap talangan tersebut.
Di dalam pemungutan suara di parlemen pada Jumat lalu (15/8) untuk mensahkan kesepakatan itu, lebih dari 40 anggota Parlemen dari SYRIZA di antara 149 anggota partai tersebut di Parlemen memberi suara yang bertentangan dengan kebijakan partai. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Sambut HLN Ke-80, PLN Berbagi Terang Untuk Masyarakat di Berbagai Daerah
-
Setahun Prabowo-Gibran, Ray Rangkuti Soroti MBG yang Dipaksakan
-
Akhirnya Lega! Proyek Galian di Jalan TB Simatupang Selesai Lebih Awal, Lalu Lintas Kembali Normal
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, WALHI Sebut Indonesia Gelap Semakin Nyata
-
Kasus Bullying Menimpa Timothy, Mendikti Saintek Hubungi Rektor Udayana Bicara Sanksi DO Pelaku?
-
Ray Rangkuti: Serbuan Massa ke DPR Bukti Gagalnya Politik Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Selain Ucapkan Ultah, Ini Tujuan Bahlil Sambangi Kediaman Prabowo di Kertanegara
-
Karena Faktor Ini, Ray Rangkuti Sebut Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Semrawut
-
Komnas HAM Desak Pemerintah Hentikan Pendekatan Militer di Papua: Kekerasan Bukan Solusi
-
Ditanya Siapa Menteri Kena Tegur Prabowo, Bahlil: Saya Setiap Dipanggil Pasti Ditegur...