Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah ada intervensi dari pemerintah dalam proses mutasi atau pergeseran jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal Komjen Polisi Budi Waseso.
"Kepolisian (Polri) bagian dari pemerintah yang dipimpin Presiden dan tentu saya, Wakilnya. Kalau berbicara polisi ya berarti bukan intervensi," kata Wapres Kalla di Jakarta, Jumat (4/9/2015).
Dia menjelaskan jika ada campur tangan Presiden Joko Widodo dalam proses mutasi tersebut, maka itu merupakan hal wajar karena Polri merupakan lembaga langsung bertanggung jawab kepada Presiden.
"Ini kan bicara intervensi, tidak ada itu istilah intervensi. Kalau Presiden berbicara tentang aparat di bawah Presiden, maka itu bukan intervensi. Tidak ada itu, intervensi," jelasnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan mutasi Budi Waseso tidak berkaitan dengan kinerjanya yang dianggap buruk selama menjabat sebagai Kabareskrim.
Sepak terjang Komjen Budi Waseso sebagai Kabareskrim cukup bagus sehingga perlu diuji pada bidang yang lain, kata Badrodin.
"Pak Buwas (Budi Waseso) kan cukup bagus dalam sepak terjangnya karena itu kami uji pada bidang yang lain," kata Kapolri di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Mutasi tersebut dilakukan karena pertimbangan kepentingan organisasi, pembinaan karir, dan lainnya.
Badrodin juga mengaku telah mengeluarkan surat keputusan pemberhentian dan pengangkatan dua pejabat Polri, Budi Waseso dan Komjen Pol. Anang Iskandar.
Waseso akan bertukar posisi dengan Anang untuk menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional, sementara Anang akan menduduki jabatan Kabareskrim.
"Kami sudah keluarkan keputusannya dan sudah ada TR (telegram rahasia)- nya ke seluruh jajaran atau pemberitahuan," kata Badrodin.
Selain kedua perwira tinggi tersebut, ada 69 lainnya yang akan dimutasi melalui mekanisme rapat Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Ia menyebutkan ada 71 perwira tinggi yang dimutasi yang merupakan mutasi biasa di Polri dan melalui mekanisme Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti).
"Di Polri pergantian ini hal biasa menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi antara lain regenerasi karena memasuki pensiun ya harus diganti, oembinaan karir yang bersangkutan supaya punya pengalaman tertentu, ada karena disiapkan untuk calon pimpinan. Semua itu hal yang wajar," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
BNI Siap Salurkan 17.356 KPR FLPP pada 2026, Mantapkan Peran di Program Perumahan
-
Gus Yahya Buka Suara Soal Polemik Tambang dan Gejolak Internal PBNU: Kami Tidak Pernah Minta
-
Bukan Alam, Jaksa Agung Sebut Bencana Sumatra Akibat Alih Fungsi Hutan
-
Selain UMP Naik, Pramono Anung Siapkan Subsidi Pangan dan Transportasi Buat Buruh
-
Ini Dia! Daftar 5 Provinsi dengan Kenaikan UMP Tertinggi
-
Gus Yahya Tolak Keputusan Lirboyo, Minta Konflik NU Diselesaikan lewat Muktamar
-
Prahara PBNU: Gus Yahya Beri Instruksi Keras, Pengurus Wilayah Jangan Sampai Terbengkalai
-
Pramono Anung Tetapkan UMP 2026: Kenaikannya di Atas Inflasi!
-
BPPTKG: Gunung Merapi Masih Aman Dikunjungi Saat Libur Nataru
-
Boyamin Datangi Dewas KPK, Pertanyakan Bobby Nasution Tak Diperiksa Kasus Pembangunan Jalan Sumut