Suara.com -
Presiden Joko Widodo mengajak makan siang bersama sekitar 50 pemilik penggilingan padi, pedagang dan pengusaha beras di Istana Negara, Senin (28/9/2015). Ada permintaan khusus Jokowi di sana.
Selain bersama presiden, para pedagang beras itu juga makan siang bersama para menteri Kabinet Kerja. Di antaranya Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Dirut Bulog Djarot Kusumayakti.
Dalam pertemuan itu, Presiden meminta para pengusaha dan pedagang beras tidak mempermainkan harga untuk mengambil untung besar sehingga memberatkan masyarakat.
"Saya ingin petaninya untung, penggilingan pada juga untung, pedagang beras untung, pengusaha untung. Masyarakat juga diuntungkan. Semua harus pada posisi ini, tidak hanya diuntungkan satu, yang satu dirugikan," kata Presiden.
Jokowi mengaku memanttau harga beras secara harian. Karena dirinya akan langsung melakukan tindakan jika terjadi lonjakan harga.
"Saya juga mantan pengusaha, ngertilah 'cara mainnya' seperti apa. Dan melakukan apa. Saya dengan (pedagang) di Cipinang (Jakarta) kenal semua. Artinya sudah terbuka. Jangan saling merugikan," pesan Presiden.
Jokowi mengingatkan Indonesia dapat menjadi swasembada pangan. Sehingga harus didukung oleh semua pihak. Yakni petani, pengusaha pengilingan, pedagang dan pengusaha beras.
"Sudah sampaikan kepada petani tugasnya adalah berproduksi terus. Bulog harus membeli semuanya. Tidak ada alasan gudangnya penuh," katanya.
Presiden juga menyinggung saat ini Bulog tidak memiliki cadangan pangan karena masalah gudang yang dimiliki tidak bisa menampung seluruh hasil pertanian. Presiden meminta Bulog memiliki cadangan yang cukup untuk mengatasi kelangkaan pangan di Indonesia, seperti negara lainnya.
"Stok cadangan beras kita itu terlalu kecil dibanding dengan negara lain. Cina (Tiongkok) berapa stoknya? 40 juta ton, Filipina 2,5 juta ton padahal penduduknya 90-an juta," ungkapnya.
Artinya, lanjut Jokowi, Bulog paling tidak stoknya harus di atas 10 juta ton. Presiden yakin Bulog mampu jika memiliki gudang yang cukup sehingga bisa menampung semua produksi petani dan bahkan bisa impor. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
Terkini
-
Istri di Kebon Jeruk Tega Potong Alat Vital Suami Hingga Tewas: Cemburu Buta Jadi Pemicu
-
Bongkar Kelamnya Budaya Riset Dosen, Mendiktisaintek: Yang Meneliti Cuma 30 Persen, Itu-itu Saja
-
Rekonstruksi Pembunuhan Bos Elpiji: Dendam Utang Jadi Adegan Berdarah di Kebon Jeruk!
-
Baru Sebulan Lebih Jabat Menkeu, Purbaya Dianggap Berkinerja Baik, Apa Rahasianya?
-
Donald Trump: Bertemu Xi Jinping Akan Menghasilkan Kesepakatan Fantastis!
-
Menteri Pigai Usulkan Aturan Jadikan Indonesia Negara Pertama yang Anggap Korupsi Pelanggaran HAM
-
Anggaran Riset Dosen Naik Rp3 Triliun! Tapi Ada 'Titipan' Prabowo, Apa Itu?
-
Ketua Partai Hijau Murka 11 Warga Penolak Tambang Divonis Bersalah: Muak dengan Peradilan Negeri Ini
-
Masuk Daftar Menteri Berkinerja Buruk, Natalius Pigai Sebut Lembaga Survei Tak Kredibel
-
Menteri Brian Sindir Dosen Lakukan Riset Hanya Demi Naik Pangkat: Begitu Jadi Guru Besar, Mentok