Suara.com - Peneliti Center for Information and Development Studies atau CIDES Rudi Wahyono memprediksi gelombang panas atau El Nino terpanas akan terjadi pada minggu ketiga atau menjelang akhir bulan Oktober 2015.
"Gelombang panas ini merupakan terpanas sepanjang sejarah setelah tahun 1997, dan perlu diwaspadai dampak-dampaknya," kata Rudi ketika menghadiri diskusi publik ketahanan pangan di Jakarta, Jumat (2/10/2015).
Lebih rinci, ia menjelaskan bahwa kategori El Nino terpanas adalah jika mencapai selisih tiga derajat celcius dari suhu normal. Padahal awal bulan ini sudah mencapai selisih sekitar 2,8 derajat celcius.
"Yang saya khawatirkan adalah melebihi kategori tiga derajat celcius, dan itu sangat mungkin terjadi, mengingat sekarang sudah mendekati," katanya.
Faktor permasalahan utama adalah matahari sebagai sumber energi, pada saat ini energi tersebut sedang mengalami peningkatan reaksi inti, menurut satelit Proba, solar radiatif di bumi meningkat dan gas-gas kandungan yang ada di bumi telah bereaksi terhadap matahari dengan satuan 1 watts per meter kubik, data hingga 2014.
"Tahun ini adalah El nino yang terkuat, dalam 100 tahun, tahun Super el nino atau disebut Godzilla El nino, menurut data dari Nasa, Noa, Esa (Eropa) dan Australia," kata Rudi.
Dampak dari gelombang panas tersebut adalah banyaknya nyamuk yang tumbuh secara berlebih, karena di perairan yang hangat larva nyamuk dewasa lebih cepat, sehingga potensi gangguan kesehatan terhadap nyamuk lebih besar.
Selain itu, dampak secara nyata dan langsung adalah pertanian. Dari segi pertumbuhan tanaman jelas akan terganggu, dengan banyaknya ancaman kekeringan.
"Daun-daun juga lebih cepat kering, karena fotosintesis yang berlebih, secara otomatis komuditas pangan akan menurun," katanya.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB Dwi Andreas mengatakan bahwa Kementerian Pertanian dan BPS Juli 2015 memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2015 justru akan meningkat sebesar 6,64 persen, dari 70,85 juta ton GKG di tahun 201enjadi 75,55 juta ton GKG atau kenaikan sebesar 4,70 juta ton yang setara dengan 3 juta ton beras.
Selain padi, produksi jagung dan kedelai juga meningkat masing-masing sebesar 8,72 persen dan 4,59 persen.
"Kenaikan produksi tiga komoditas bersamaan belum pernah terjadi sebelumnya, angka itu juga sudah perhitungan El Nino?" kata Dwi.
Dari angka tersebut kebijakan impor pangan akhirnya dihentikan, karena tambahan jagung sebesar 1,35 juta ton diperkirakan meningkat pada 1,66 juta ton.
"Memang aneh, disaat serangan El Nino data tersebut justru diprediksikan meningkat, tapi kalau dari saya tetap menurun," kata Dwi. (Antara)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Sinyal Aviastar yang Hilang di Sulsel Sudah Ditemukan
Anggota DPR yang Dilaporkan PRT Ternyata Anak Mantan Wapres
Tag
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India