Suara.com - Pemerintah Ukraina melarang menerbangan Rusia masuk ke negaranya mulai 25 Oktober 2015. Ini sebagai balasan atas tindakan Moskow yang menerapkan larangan serupa bulan lalu.
Hanya saja larangan itu khusus untuk 2 maskapai penerbangan asal Rusia, UTair Siberia dan Saratov Airlines. Sebab Kiev sudah terlebih dahulu mengusir perusahaan-perusahaan Rusia yang lebih besar sebagai pembalasan atas pencaplokan yang dilakukan Moskow terhadap Krimea tahun lalu.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko memasukkan maskapai penerbangan nasional Rusia, Aeroflot ke daftar hitam September lalu. Selain itu tiga perusahaan negara lainnya yang menyelenggarakan penerbangan reguler ke bekas republik Soviet yang dicabik perang itu.
Sementara, Juru bciara Dinas Udara Negara di Kiev mengatakan perusahaan-perusahaan penerbangan Rusia tidak akan diizinkan mendarat di Ukraina. Namun masih dibolehkan melintasi wilayah udaranya ke titik-titik tujuan lainnya.
Keputusan itu menekankan masih adanya ketegangan di antara kedua negara. Meski upaya-upaya masih dilangsungkan dalam upaya menemukan penyelesaian politik bagi krisis separatisme, yang berlangsung 18 bulan di Ukraina. Kiev menunjuk Moskow sebagai biang keladi berlangsungnya krisis.
Orang-orang yang akan bepergian sekarang hanya bisa menyeberangi perbatasan Rusia-Ukraina dengan menggunakan kendaraan atau kereta api. Satu-satunya pilihan lain adalah dengan terbang melalui salah satu dari tiga negara Baltik atau negara lainnya yang relatif memiliki akses nyaman ke Rusia. (AFP)
Berita Terkait
-
Rudal Jelajah Rusia Dikatakan Melenceng ke Iran, Ini Kata Rusia
-
Pasukan Suriah dan Rusia Serbu Pemberontak di Dataran Ghab
-
AS Emoh Kerja Sama dengan Rusia soal Serangan ke Suriah
-
Terus Dikritik AS, Rusia Gerah dan Ingatkan Soal Serangan 9/11
-
Rusia, Iran, Irak Bantu Perangi ISIS, Apa Kata Presiden Suriah?
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram