Suara.com - Laporan akhir penyelidikan tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 telah dipublikasikan pada Selasa (13/10/2015). Dalam laporan setebal lebih dari 600 halaman itu, terungkap detik-detik mengerikan sesaat setelah pesawat dihantam rudal.
Hal itu diungkap pada bagian laporan yang dinamakan "3.14 Survival aspects" di laman 169. Laporan itu sendiri dirilis setelah penyelidikan selama 15 bulan pascajatuhnya MH17 pada 17 Juli 2014 yang menewaskan 298 penumpang dan kru, termasuk dua belas warga negara Indonesia.
Pada bagian tersebut digambarkan bagaimana dampak yang ditimbulkan ledakan rudal Buk terhadap penumpang dan kru.
Disebutkan, pilot Wan Amran Wan Hussin asal Kuala Kangsar dan pilot Eugene Choo Jin Leong dan kedua kopilot mereka tewas seketika setelah kokpit meledak dihantam rudal Buk. Namun, pesawat masih terbang sejauh 8,5 km selama sekitar satu setengah menit sebelum akhirnya hancur berkeping-keping dan jatuh ke tanah.
BACA JUGA:
Dipaksa Lakukan Ritual Aneh, Pramugari Maskapai Cina Protes
"Tidak menutup kemungkinan, beberapa penumpang masih dalam keadaan sadar untuk beberapa waktu selama jeda satu setengah menit tersebut," kata salah satu penyidik seperti dikutip News.com.au.
"Badan Keselamatan Transportasi Belanda menganggap bahwa kemungkinan para penumpang tak memahami situasi apa yang sedang mereka alami," sambungnya.
Laporan tersebut mengungkap, tidak ada bukti bahwa para penumpang sadar akan apa yang terjadi, misalnya foto dari ponsel atau pesan singkat yang dikirim ke orang terdekat. Namun, ada bukti bahwa beberapa penumpang melakukan gerakan refleks seperti mencengkeram sandaran kursi atau mengenakan masker oksigen yang terbuka secara otomatis dari atap kabin. Salah satu jenazah penumpang ditemukan dalam keadaan mengenakan masker oksigen.
Laporan itu menyebut, para penumpang mengalami beberapa faktor ekstrim saat pesawat meledak. Selain suhu udara rendah, penumpang juga dihadapkan pada barang-barang yang terlontar dan berpotensi mengakibatkan cedera fatal.
Menurut penyidik, kecepatan udara di dalam kabin mencapai 900km/jam. Badai Katrina yang memiliki kecepatan angin 282km/jam pada tahun 2005 pun belum seberapa parah dibanding kondisi yang dialami penumpang MH17.
"Manusia bisa bertahan dengan udara seperti ini, namun akan mengalami kesulitan bernafas dan bergerak," bunyi laporan tersebut.
Singkatnya, beberapa orang dalam pesawat nahas itu kemungkinan dalam kondisi sadar saat pesawat itu jatuh. (News.com.au)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Cabuli Bocah, Ini Tingkah Keseharian Mikel di Rusun Cakung
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona