Suara.com - Kabut tebal yang ada di sekitar Danau Toba diduga menjadi penyebab jatuhnya helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta pada Minggu (11/10/2015).
Salah satu penumpang yang selamat Fransiskus Subihardayan di RS Bhayangkara Polda Sumut di Medan, Sabtu, mengatakan, kabut itu sangat tebal dan berwarna gelap.
"Kami tidak bisa menyebutkan itu asap atau kabut, tetapi tiba-tiba tebal, warnanya abu-abu, gelap," katanya.
Ia mengatakan, setelah mendapati kabut yang tebal dan gelap itu, seluruh penumpang tidak mampu melihat keluar sehingga memutuskan untuk berbelok kiri.
Namun tanpa diketahui penyebabnya, helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta dengan jenis EC-130 itu terjatuh di perairan Danau Toba.
Awalnya, seluruh penumpang helikopter tersebut sempat panik ketika mengetahui alat transportasi udara yang dinaiki terjatuh.
Namun, beberapa saat kemudian, seluruh penumpang berhasil mengendalikan kepanikan dan membuka pintu helikoter bagian kanan untuk keluar.
Kelima penumpang yakni Teguh Mulyatno (pilot), Hari Poewantono (engineer), Nurharyanto, Sugiyanto, dan Fransiskus Subihardayan (kru) hanya membawa jok kursi helikopter untuk berenang di air agar tidak tenggelam.
Kelima penumpang helikopter tersebut tidak bisa meminta pertolongan karena kabut yang dihadapi sangat tebal dan tidak bisa ditembus pandangan mata.
Sekitar tiga jam berenang di perairan Danau Toba, lima penumpang helikopter tersebut masih bersama.
Namun menjelang sore, muncul hujan sehingga menimbulkan gelombang tinggi yang mengakibatkan lima penumpang helikopter itu terpisah.
Untuk menyelamatkan diri, Fransiskus menggunakan jok helikopter dan enceng gondok agar tetap mengapung di perairan Danau Toba.
"Ada yang dimasukkan ke baju, kaos dalam, celana, yang penting posisi kepala tetap diatas," katanya.
Setelah dua hari mengapung di Danau Toba, ia juga belum mampu melihat darata, termasuk Pulau Samosir yang terlihat samar-samar.
"Ada sempat menduga nelayan, setelah didekati, rupanya encek gondok," kata Fransiskus.
Namun ia bersukur pada hari kedua tersebut ditemukan warga di sela-sela encek gondok dan diserahkan kepada tim SAR gabungan untuk mendapatkan pertolongan.
Warga Provinsi Yogyakarta itu mengungkapkan keyakinan jika empat penumpang helikopter lainnya masih hidup.
Sebelumnya, helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta yang terbang dari Samosir, pada Minggu pukul 11.33 WIB menuju Bandara Kualanamu hilang kontak.
Helikopter yang terbang dari Siparmahan atau pantai barat Danau Toba melintasi Pematangsiantar menuju Bandara Kualanamu itu berisi lima orang yakni Teguh Mulyatno (pilot), Hari Poewantono (engineer), Nurharyanto, Sugiyanto, dan Fransiskus Subihardayan (kru).
Pada Selasa (13/10/2015), Fransiskus Subihardayan ditemukan warga dalam keadaan selamat di sela-sela enceng gondok di pinggiran Danau Toba, tepatnya di Desa Onan Runggu, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir. (Antara)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Bocah 6 Tahun Tembak Kepala Bayi
Miris, Balita Dua dan Lima Tahun Diperkosa Kelompok Pemuda
Ingin Mirip Kakatua, Laki-laki Ini Iris Telinganya
Ahok: Cabut KJP Pelajar Pelempar Batu!
Pengamen Ngaku Idap HIV dan Sakau Agar Dibebaskan Polda Metro
Berita Terkait
-
Gus Miftah Kritik Bantuan Bencana yang Dilempar dari Helikopter: 'Niat Baik Harus dengan Cara Baik'
-
Diangkut Helikopter, 4 Ton Bantuan Udara Diterjunkan ke 3 Kabupaten di Sumbar
-
Helikopter Polri Terjunkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Sumut
-
Bukan Cuma Kapal, Ini Daftar Armada Basarnas yang 'Terparkir' Akibat Anggaran Dipangkas Rp409 M
-
Kecelakaan Helikopter di Papua, 4 Jenazah Berhasil Dievakuasi
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka