Suara.com - Hasil survei Centre For Strategic and International Studies (CSIS) terhadap setahun kinerja Perintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), menyatakan hampir 50 persen merasa tidak puas.
"Setahun pasca Pilpres 2014, publik masih merasa puas dengan tingkatan 50,6 persen dan tidak puas 48,2 persen serta tidak tahu atau tidak jawab hanya 1,2 persen," ujar peneliti CSIS Arya Fernandes dalam konfrensi persnya di Jakarta, Minggu (25/10/2015).
Menurutnya, dengan hasil ini, bisa juga bermakna kalau pascaPilpres 2014 lalu, masyarakat masih terpolarisasi dukungan. Di mana, ada pendukung Jokowi-JK dan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Satu tahun pasca pilpres, publik masih terbelah dua, dan terpolarisasi. Banyak yang menyatakan puas, tapi masih banyak juga yang menyatakan tidak puas dengan pemerintahan Jokowi-JK," kata dia.
Di sisi kinerja, survei ini menyebut sebanyak 69,1 persen koresponden menyatakan tidak puas dan 30 persen menyatakan puas dengan kinerja di bidang ekonomi.
Pelemahan ekonomi yang terjadi dalam satu tahun pemerintahan, ditengarai sebagai penyebabnya adanya ketidakpuasan dalam survei ini.
"Walau sudah ada lima paket kebijakan ekonomi, publik masih menunggu implementasi dan hasilnya," kata dia.
Sementara itu, di bidang politik, sebanyak 53 persen responden menyatakan tak puas dan 40 persen menyatakan puas. Sedangkan, di bidang hukum, 45,8 persen menyatakan tidak puas dan 51,1 persen menyatakan kepuasannya. lalu, di bidang Maritim, hasil survei menyatakan 59,4 persen menyatakan kepuasannya dan 32,8 persen yang menyatakan tidak puas.
Meski masih ada yang tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi, dari hasil survei ini bisa dilihat publik masih punya kepercayaan Jokowo-JK bisa melakukan perbaikan di empat tahun mendatang.
Untuk diketahui, Survei ini dilakukan pada 14-21 Oktober 2015 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur dengan jumlah responden 1183 orang yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.
Survei menggunakan multi-stage random sampling, margin of error sebesar plus minus 2,85 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berita Terkait
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
Terpopuler: Awal Mula Ijazah Jokowi Dituduh Palsu, Artis AK Terseret Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil
-
Bagaimana Awal Mula Ijazah Jokowi Dituduh Palsu?
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka