Suara.com - Pasangan Calon Wali Kota Surabaya Rasiyo-Lucy (PAN dan Demokrat) dan Risma-Whisnu (PDIP) membeberkan harta kekayaannya pada acara Pembekalan dan Deklarasi Calon Kepala Daerah dan Penyelenggara Pilkada se-Jatim, yang digelar KPK dan KPU Jatim di auditorium Rektorat Unesa, Kamis (12/11/2015).
"Calon kepala daerah yang kaya belum tentu bersih, begitu juga calon kepala yang hartanya minim juga belum tentu bersih dari korupsi," kata Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Airin Martanti.
Menurut dia, pihaknya bersama masyarakat LSM, agama dan komunitas di Surabaya sudah mendeklarasikan diri untuk memilih calon kepala daerah yang bersih dan yang tidak pernah tersangkut masalah hukum.
"Kita mengajak elemen masyarakat ikut serta mengawasi kepemilikan harta kekayaan penyelenggaraan negara, baik kepala daerah di tingkat pusat maupun daerah," katanya.
Cawali Rasiyo mengumumkan memiliki kekayaan sebanyak Rp7.750.262.898, sedangkan, pasangannya Lucy Kurniasari memiliki kekayaan yang jauh lebih besar dari Rasiyo yakni mencapai Rp12.913.000.000.
Lalu Cawali Tri Rismaharini melaporkan kekayaannya yang jumlahnya jauh lebih sedikit, baik dari Rasiyo maupun Lucy. Risma mengatakan, kekayaannya per tanggal 23 Juli 2015 lalu hanya sebesar Rp1.832.477.524. Sementara itu Whisnu Sakti Buana melaporkan kekayaannya hingga Rp20.527.116.750.
Saat ditanya, apakah dirinya telah menggunakan uangnya untuk membayar mahar kepada PDIP untuk pencalonannya, Risma buru-buru membantahnya.
"Kita di PDIP itu tidak pernah dikenakan biaya sama sekali untuk mahar," ujarnya.
Risma berharap KPK juga turut aktif menjadi pihak yang melakukan pengawasan, pencegahan dan penindakan terhadap fenomena politik uang dalam pilkada.
"Kalau tidak, hal ini akan menurunkan kualitas penyelenggaraan pilkada," ujar Risma.
Terkait gratifikasi, saat menjadi Wali Kota Surabaya, Risma punya cara agar tidak terjerat kasus gratifikasi. Cara yang dia lakukan itu, di antaranya membuat sistem di mana semua orang tidak bisa berhubungan langsung dengan dirinya, dan menerapkan standar yang telah disepakati dunia internasional.
"Saya juga menghindari pertemuan langsung dengan pihak-pihak, seperti investor guna membentengi diri dan mencegah celah gratifikasi," ujarnya.
Sementara Whisnu menyatakan semua kekayaannya itu bisa dipertanggungjawabkan perolehannya. Whisnu menegaskan dirinya tidak akan mengandalkan kekuatan uang untuk memenangkan Pilkada Surabaya.
"Semuanya berasal dari kesolidan kader, dan kecintaan warga kepada Bu Risma," katanya.
Berita Terkait
-
Agar Masyarakat Lebih Peduli, Doli Golkar Kini Usul Pilpres-Pileg Juga Dipisah
-
MK Diskualifikasi Paslon pada Pilbup Mahakam Ulu karena Buat Kontrak Politik dengan Ketua RT
-
Prabowo Lantik 961 Kepala Daerah Serentak, Tjhai Chui Mie: Sangat Membanggakan Bagi Kami Semua
-
Kemendagri Bakal Kumpulkan Kepala Daerah Terpilih Lagi Besok di Monas, Persiapan Rinci Gladi Bersih Pelantikan
-
Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2024: Khofifah-Emil Puncaki Perolehan Suara Pilkada Serentak
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Pigai Ajak Publik Gugat UU KUHAP ke MK Jika Khawatir dengan Isinya: Kami Dukung, Saya Tidak Takut!
-
KPK Ungkap Alasan Bobby Nasution Belum Dihadirkan di Sidang Korupsi Jalan Sumut
-
Tak Bayar Utang Pajak Rp25,4 Miliar, DJP Sandera Pengusaha Semarang: Ini Efek Jera!
-
Broker 'Hantu' Korupsi Petral Terkuak, KPK: Modus Ini Bikin Harga Minyak Impor Jadi Mahal
-
Tepis Kekhawatiran Publik, Menteri HAM Klaim 80 Persen Revisi KUHAP Lindungi HAM
-
Raperda KTR Ancam 'Bunuh' Konser Musik Jakarta, Legislator: Banyak Mudharatnya
-
Pohon Tumbang Teror Warga Jakarta, Pramono Anung: 62 Ribu Sudah Dirapikan, Cuaca Ekstrem Biangnya
-
KPK Bidik Raksasa Sawit Jadi Tersangka Korporasi di Kasus Suap Inhutani V
-
Menteri PANRB Rini Widyantini: Paguyuban PANRB Perkuat Ekosistem Birokrasi Kolaboratif
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak