Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan ikut disebut-sebut dalam transkrip rekaman percakapan antara Ketua DPR dari Fraksi Golkar Setya Novanto, pengusaha minyak berinisial R, dan pimpinan PT. Freeport Indonesia berinisial MS.
Percakapan tersebut diduga berlangsung di Hotel Ritz-Carlton Jakarta pada 8 Juni 2015. Mereka membicarakan perpanjangan kontrak karya Freeport yang bakal berakhir 2021.
Dalam permbicaraan tersebut, politisi berkuasa di DPR tersebut mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden. Ia mengaku sudah bertemu Presiden untuk mendiskusikan perpanjangan kontrak Freeport. Politisi tersebut yakin masa kontrak Freeport segera disetujui pemerintah untuk diperpanjang. Sebagai imbalan, politisi ini minta saham Freeport untuk Presiden sebesar 11 persen dan untuk Wakil Presiden sembilan persen. Dia sendiri minta bagian 49 persen saham pembangkit listrik Urumuka di Paniai, Papua.
"Pak Luhut dikerjain kan begitu kan...Nah sekarang kita tahu kondisinya...Saya yakin juga karena presiden kasih kode begitu berkali-kali segala urusan yang kita titipkan ke Presiden selalu kita bertiga, saya, pak Luhut, dan Presiden setuju sudah," kata politisi DPR tersebut kepada pimpinan Freeport. "Jadi kita harus banyak akal. Kita harus jeli, kuncinya ada pada Pak Luhut dan saya."
Menanggapi namanya disebut-sebut, Luhut membantah keras.
"Mengenai saya sendiri yang disebut dalam typing itu, saya tidak mungkin melakukan itu. Saya sudah selesai dengan diri saya. Saya tegaskan tidak akan ada negosiasi dengan siapapun untuk perpanjangan kontrak itu," kata Luhut dalam konferensi pers di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2015).
Namun, kendati namanya disebut-sebut dalam transkrip rekaman yang telah dilaporkan Menteri ESDM ke Mahkamah Kehormatan Dewan DPR, Luhut tidak merasa dicemarkan.
"Gak ada, saya tidak merasa tercemar. Saya sudah janji dengan istri saya bahwa selama saya jadi menko saya tidak akan pernah melacurkan jabatan saya," kata dia.
Luhut menegaskan dia tidak pernah membicarakan perpanjangan kontrak karya Freeport, bahkan ketika dia pergi ke Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu.
"Selama di Amerika, saya tidak pernah membicarakan Freeport, saya murni membicarakan soal Presiden," katanya.
Percakapan tersebut diduga berlangsung di Hotel Ritz-Carlton Jakarta pada 8 Juni 2015. Mereka membicarakan perpanjangan kontrak karya Freeport yang bakal berakhir 2021.
Dalam permbicaraan tersebut, politisi berkuasa di DPR tersebut mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden. Ia mengaku sudah bertemu Presiden untuk mendiskusikan perpanjangan kontrak Freeport. Politisi tersebut yakin masa kontrak Freeport segera disetujui pemerintah untuk diperpanjang. Sebagai imbalan, politisi ini minta saham Freeport untuk Presiden sebesar 11 persen dan untuk Wakil Presiden sembilan persen. Dia sendiri minta bagian 49 persen saham pembangkit listrik Urumuka di Paniai, Papua.
"Pak Luhut dikerjain kan begitu kan...Nah sekarang kita tahu kondisinya...Saya yakin juga karena presiden kasih kode begitu berkali-kali segala urusan yang kita titipkan ke Presiden selalu kita bertiga, saya, pak Luhut, dan Presiden setuju sudah," kata politisi DPR tersebut kepada pimpinan Freeport. "Jadi kita harus banyak akal. Kita harus jeli, kuncinya ada pada Pak Luhut dan saya."
Menanggapi namanya disebut-sebut, Luhut membantah keras.
"Mengenai saya sendiri yang disebut dalam typing itu, saya tidak mungkin melakukan itu. Saya sudah selesai dengan diri saya. Saya tegaskan tidak akan ada negosiasi dengan siapapun untuk perpanjangan kontrak itu," kata Luhut dalam konferensi pers di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2015).
Namun, kendati namanya disebut-sebut dalam transkrip rekaman yang telah dilaporkan Menteri ESDM ke Mahkamah Kehormatan Dewan DPR, Luhut tidak merasa dicemarkan.
"Gak ada, saya tidak merasa tercemar. Saya sudah janji dengan istri saya bahwa selama saya jadi menko saya tidak akan pernah melacurkan jabatan saya," kata dia.
Luhut menegaskan dia tidak pernah membicarakan perpanjangan kontrak karya Freeport, bahkan ketika dia pergi ke Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu.
"Selama di Amerika, saya tidak pernah membicarakan Freeport, saya murni membicarakan soal Presiden," katanya.
Di sejumlah kesempatan, Setya Novanto membantah keras mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia juga membanta minta saham dalam pertemuan dengan pimpinan Freeport. Ia menyayangkan beredarnya transkrip percakapan yang menurutnya tidak utuh.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf