Suara.com - Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga Penguasa Puri Pakualaman Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam IX (77) wafat pada pada Sabtu (21/11/2015) pukul 15.10 WIB. Paku Alam IX yang lahir di Yogyakarta pada 7 Mei 1938 itu wafat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta karena menderita sakit.
"Kepergian beliau meninggalkan duka tidak hanya bagi kerabat Puro Pakualaman tetapi juga masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Indonesia," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir.
Menurut Haedar, Paku Alam IX yang terlahir dengan nama BRMH Ambarkusumo adalah sosok pejabat dan pemimpin yang bersahaja dan rendah hati. Beliau sangat baik dan hangat terhadap setiap orang.
Meskipun menjadi pejabat dan pemimpin, Paku Alam IX sangat menghormati dan menghargai orang lain serta memiliki hubungan baik dengan berbagai kalangan, termasuk dengan warga Muhammadiyah.
"Beliau merupakan pejabat dan pemimpin yang mampu memberikan teladan kepada rakyatnya. Beliau merupakan tipe orang yang tidak banyak bicara tetapi banyak kerja dan pengabdi rakyat yang setia," kata Haedar.
Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY Eko Suwanto mengatakan Paku Alam IX merupakan tokoh nasional yang memberikan teladan bagi rakyat dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai Wagub DIY.
"Sebagai Wagub DIY, beliau memberikan keteladanan dengan melaksanakan tugas-tugasnya membantu Gubernur DIY dengan sangat baik. Beliau juga pribadi yang rendah hati dan bersahabat dengan seluruh lapisan masyarakat," katanya.
Menurut dia, masyarakat kehilangan pemimpin yang bersih, baik, sederhana, dan jujur.
"Kita sangat kehilangan sosok pemimpin dan bapak yang mengayomi dan melindungi rakyat," kata Eko.
Paku Alam IX merupakan putera tertua dari KGPAA Paku Alam VIII dengan KBRAy Purnamaningrum. Paku Alam IX menikah dengan Gusti Kanjeng Ratu Ayu Adipati Paku Alam dan dikarunia tiga anak yakni Wijoseno Hariyo Bimo, Hariyo Seno, dan Hariyo Danardono.
Beliau dinobatkan sebagai KGPAA Paku Alam IX menggantikan mendiang ayahnya KGPAA Paku Alam VIII pada 26 Mei 1999. Pada 2003, Paku Alam IX diangkat menjadi Wagub DIY mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Muhammad Safak Hanung, mengatakan Paku Alam IX masuk rumah sakit sejak Minggu (15/11/2015) sore karena gangguan pernapasan akut. Beliau langsung masuk ruang perawatan ICU.
"Beliau dirawat di ruang ICU karena perlu dimonitor secara ketat. Pada Selasa (16/11) siang kondisi beliau semakin kurang baik kemudian dipasang alat bantu pernapasan," katanya.
Meskipun telah dipasangi alat bantu pernapasan, kata dia, kondisi kesehatan Paku Alam IX naik turun. Tim dokter telah berusaha maksimal, tetapi Tuhan berkehendak lain, dan pada Sabtu (21/11) pukul 15.10 WIB Paku Alam IX wafat.
Kepala Bagian Humas Pemerintah DIY Iswanto mengatakan jenazah Paku Alam IX dibawa dari RSUP Dr Sardjito ke Puro Pakualaman untuk disemayamkan. Jenazah tiba di Puro Pakualaman pada Sabtu (21/11) pukul 18.15 WIB.
"Jenazah Paku Alam IX disemayamkan terlebih dahulu di Puro Pakualaman agar keluarga, kerabat, dan masyarakat dapat memberikan penghormatan sebelum dimakamkan," katanya.
Ketua Hudiyono Yogyakarta Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Kusumo Parasto mengatakan jenazah Paku Alam IX akan dimakamkan di Pemakaman Giri Gondo, Kecamatan Temon, Kulon Progo, DIY.
"Sebelum dimakamkan akan dilaksanakan upacara pelepasan jenazah di Puro Pakualaman, tetapi waktu tepatnya saya belum tahu, mungkin besok (Minggu, 22/11)," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN