Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bangsa Indonesia kurang suka dengan ikan. Padahal, produk ikan merupakan makanan yang bergizi dan berprotein tinggi.
"Produk ikan kurang dikonsumsi di Indonesia. Bangsa Indonesia kurang suka dengan ikan," kata Susi Acara puncak Peringatan Hari Ikan Nasional, di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu (22/11/2015).
Akibatnya, berdasarkan data riset pemerintah, satu dari tiga anak Indonesia mengalami kuntet karena kekurangan protein. Karenanya, Susi mendorong supaya bangsa Indonesia mengganti protein yang dimakan dengan protein dari ikan.
"Terutama orang Jawa, dia lebih seneng makan tempe dan tahu. Betul itu protein tapi kurang. Kalau di Makasar belum makan ikan belum makan. Kalau disuguhkan daging, teman-teman Makasar akan cari makan lagi, cari ikan. Kalau orang Jawa makan ikan, tapi tahu tempe," kata dia.
Selain untuk gizi tubuh, Susi mengingatkan kembali ikan memiliki omega 3 yang baik untuk otak. Hal ini penting untuk generasi ke depan, apalagi menghadapi globalisasi.
"Kita perlu ubah pola makan kita, ikan punya gizi ynag tinggi, omega yang tinggi, ini untuk otak kita. Saya ingatkan, kepada ibu-bapak, selalu anjurkan anak kita diberi makan yang berunsur ikan tawar, laut, maupun kerang," ujar dia.
Susi menerangkan, saat ini produksi ikan di Indonesia juga sudah tinggi. Sehingga, tidak perlu takut harga yang mahal dan kesulitan untuk mendapatkan makan ikan.
Dia mengklaim, akibat programnya dalam penenggalaman kapal yang melakukan ilegal fishing di Indonesia, hal ini telah membuat nelayan kita mampu bersaing dalam produksi ikan. Dia juga mengklaim, akibat program ini ikan tangkapan laun naik 40 persen jumlah tanmgkapnya. Selain itu, ada 10 juta ton ikan yang masuk di pasar ikan nasional.
"Di manapun pasar ikan, jenis ikan beragam. Penengalaman kapal membuat maling ikan takut untuk masuk, dan mencuri ikan kita. Saya harap perusahaan semangat beli ikan dari nelayan," ujar dia.
Karenanya, di Hari Ikan Nasional ini dia mengingatkan kembali untuk makan ikan. Kalau perlu, sambungnya, ubah seluruh panganan dengan ikan.
"Makan kita ingatkan ikan sangat penting. Makan jangan asal kenyang, tapi bergizi dengan berportein. Ganti peyek kacang dengan peyek udang," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
BNI Siap Salurkan 17.356 KPR FLPP pada 2026, Mantapkan Peran di Program Perumahan
-
Gus Yahya Buka Suara Soal Polemik Tambang dan Gejolak Internal PBNU: Kami Tidak Pernah Minta
-
Bukan Alam, Jaksa Agung Sebut Bencana Sumatra Akibat Alih Fungsi Hutan
-
Selain UMP Naik, Pramono Anung Siapkan Subsidi Pangan dan Transportasi Buat Buruh
-
Ini Dia! Daftar 5 Provinsi dengan Kenaikan UMP Tertinggi
-
Gus Yahya Tolak Keputusan Lirboyo, Minta Konflik NU Diselesaikan lewat Muktamar
-
Prahara PBNU: Gus Yahya Beri Instruksi Keras, Pengurus Wilayah Jangan Sampai Terbengkalai
-
Pramono Anung Tetapkan UMP 2026: Kenaikannya di Atas Inflasi!
-
BPPTKG: Gunung Merapi Masih Aman Dikunjungi Saat Libur Nataru
-
Boyamin Datangi Dewas KPK, Pertanyakan Bobby Nasution Tak Diperiksa Kasus Pembangunan Jalan Sumut