Suara.com - Ketegangan yang terjadi meningkat pada Minggu (22/11)/2015, di perbatasan antara Macedonia dan Yunani. Menurut media lokal, sebanyak lebih dari 1.000 migran dari berbagai negara di Timur Tengah, Asia dan Afrika masih terdampar di lahan tak bertuan.
Selama beberapa hari belakangan, pasukan keamanan Macedonia hanya mengizinkan masuk ke negeri itu pengungsi dari negara tempat ada risiko keamanan, termasuk pengungsi dari Suriah, Irak dan Afghanistan.
Pengungsi lain dikategorikan sebagai "migran ekonomi" dan disarankan pulang ke tanah air mereka. Namun warga negara Pakistan, Sudan, Iran, Marokko, Bangladesh dan banyak negara lain menuntut agar merekia diizinkan singgah dalam perjalanan mereka menuju Eropa Barat dan tak berencana kembali ke negara mereka. Jumlah mereka semakin banyak.
Banyak migran memegang spanduk "Kami tak mau pulang". Sebagian melancarkan mogok makan sebagai protes atau berbaring di rel kereta di bawah cuaca dingin untuk menghalangi layanan kereta antara Macedonia dan Yunani, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Mereka menolak bantuan apa pun dari polisi atau organisasi kemanusiaan.
Media di Skopje melaporkan seorang migran yang menunggu di penyeberangan perbatasan berusaha bunuh diri dengan menggantung diri, tapi dicegah oleh pasukan keamanan Macedonia.
"Pulang ke mana? Kami tak mempunyai tempat untuk dituju. Kami dari Pakistan. Kami telah menunggu di sini selama lima hari. Kami telah menempuh perjalanan sangat jauh dan tak ada tempat kembali buat kami," kata seorang migran yang menunggu di tempat yang bernama Pint 59 di perbatasan Macedonia-Yunani kepada Xinhua.
"Jangan takut kepada kami. Kami orang baik-baik dari Iran dan kami cuma berusaha pergi ke Jerman atau negara lain tempat ada kebebasan," kata seorang migran lain.
Pada saat yang sama, warga negara Suriah, Irak dan Afghanistan singgah di Macedonia secara bebas. Lebih dari 4.500 pengungsi dari wilayah yang dilanda krisis tersebut diperkenankan memasuki Macedonia pada Sabtu dan melanjutkan perjalanan mereka menuju negara Eropa Barat.
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengunjungi Skopje pada Ahad (22/11/2015) sebagai bagian dari perjalanannya melalui negara di sepanjang jalu arus besar pengungsi. Ia menjanjikan dukungan Eropa dalam pengendalian arus itu.
"Kami siap menawarkan dukungan kemanusiaan dan teknik yang lebih besar tapi segera setelah kami membuat penilaian mengenai keadaan. Saya akan berbicara dengan negara Uni Eropa untuk melihat apa yang dapat dilakukan lagi buat semua negara ini, yang berada di jalur utama gelombang migran. Sasaran kami sekarang ialah mengurangi arus pengungsi, bukan cuma memfasilitas persinggahan mereka," kata Tusk.
Sementara itu, Presiden Macedonia Gjorge Ivanov mengatakan negaranya tak dapat memikul konsekuensi dari mekanisme tidak efisien Uni Eropa dengan menerima migran yang memiliki tujuan utama mencapai negara Uni Eropa. Ia mengecam Dewan Eropa karena gagal mencapai konsensus bagi masuknya Macedonia ke Uni Eropa sehingga Macedonia berada di luar perbatasan Eropa. (Antara)
Berita Terkait
-
Penyesalan Bintang Belgia Tak Pilih Timnas Indonesia, Kini Pintu Sudah tertutup
-
Radja Nainggolan Menyesal Tak Bisa Bela Timnas Indonesia
-
Viral!Tikus Masuk Lapangan, Bikin Kacau Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Aceh Kembali Tampung Rohingya: Shelter Baru untuk 92 Imigran di Lhokseumawe
-
Mainkan Kevin De Bruyne hingga Courtois, Belgia Cuma Imbang Lawan Makedonia Utara
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan