Suara.com - Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan bersenjata yang menewaskan seorang Syiah dan melukai tiga orang lainnya di sebuah masjid di Bangladesh.
Itu adalah serangan kedua yang menargetkan agama minoritas dalam satu bulan ini. Namun, seorang pejabat Bangladesh membantah jika ISIS dan Levant beroperasi di negara Asia Selatan yang berjumlah 160 juta orang itu.
Tiga orang bertopeng memasuki masjid Imam Khomeini di desa Haripur dan mulai menembak tanpa pandang bulu sebelum melarikan diri, saksi mengatakan itu kepada Al Jazeera. Setidaknya 20 orang melakukan salat malam pada Kamis (26/11/).
Dua tersangka ditangkap sehubungan dengan serangan di distrik Bogra, 125 kilometer sebelah utara ibukota Dhaka. ISIS pun mengklaim bertanggung jawab atas serangan di masjid. Namun, Mustasirul Islam, wakil komiraris Polisi Metropolitan Dhaka meragukan kebenaran pernyataan ISIS.
Moazzem Hossain, seorang muadzin berusia 70 tahun meninggal tak lama setelah di bawa ke rumah sakit setempat. ISIS juga telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan dua warga negara asing dalam beberapa bulan terakhir, serta pembunuhan mengerikan terhadap beberapa blogger.
Pada tanggal 24 Oktober, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangkaian ledakan yang menargetkan Muslim Syiah di Dhaka saat prosesi keagamaan, hingga menewaskan satu orang.
Namun, pihak Islam mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompok bersenjata lokal berada di balik serangan, bukan ISIS.
"Mereka menggunakan nama Negara Islam untuk menarik perhatian media,"katanya.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengatakan mereka bukan Muslim sejati. "Membunuh orang saat berdoa di masjid bukanlah pekerjaan yang dilakukan seorang Muslim sejati...juga bunuh diri bukan pekerjaan seorang Muslim sejati," katanya.
Di tengah meningkatnya ancaman terhadap warga negara asing, Australia pada Jumat meminta warganya secara sukarela meninggalkan Bangladesh, dan akan dibiayai pemerintah.
Tag
Berita Terkait
-
Diprotes FPI, Diskusi Soal Teror ISIS di Indonesia Dibatalkan
-
Polisi Masih Belum Tahu Sumber Teror 'Pesan Sang Komandan'
-
Diserang ISIS, Tunisia Tutup Perbatasan Libya Selama 15 Hari
-
Istana dan Polda Diancam ISIS, Panglima TNI Sebar Perintah Siaga
-
Kapolda Belum Pastikan Teror 'Pesan Sang Komandan' dari Santoso
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Eks Sekretaris MA Nurhadi Didakwa Lakukan TPPU Rp307,5 Miliar dan USD 50 Ribu
-
Kasatgas KPK Diadukan ke Dewas, Benarkah Bobby Nasution 'Dilindungi' di Kasus Korupsi Jalan Sumut?
-
Mardani Ali Sera Dicopot dari Kursi Ketua PKSAP DPR, Alasannya karena Ini
-
Melihat 'Kampung Zombie' Cililitan Diterjang Banjir, Warga Sudah Tak Asing: Kayak Air Lewat Saja
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto