Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama buka suara soal keputusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang memeriksa Ketua DPR Setya Novanto secara tertutup. Setnov diperiksa MKD pada hari Senin (7/12/2015) terkait dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden untuk meminta jatah saham kepada PT Freeport.
"Ya kalau menurut saya, kalau enggak ada apa-apa sebaiknya semua dibuka saja," kata lelaki yang akrab disapa Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Ahok bahkan membandingkan kasus Setnov dengan kasusnya ketika Badan Pemeriksa Keuangan RI memintai keterangannya soal pembelian lahan di Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Ketika itu Ahok diperiksa selama sembilan jam secara tertutup.
"Sama kayak BPK saya tantang kan, kenapa nggak berani dibuka. Ditutup-tutup. Yaudah kita lihat saja," ujarnya.
Usai sidang Setya Novanto, MKD menggelar rapat pleno. Rapat pleno MKD itu memutuskan tiga hal.
Ketua MKD Surahman Hidayat mengungkapkan, pertama, pihaknya akan meminta rekaman orisinil percakapan Setya Novanto dengan bos Freeport Indonesia dan pengusaha M. Riza Chalid berdurasi satu jam 36 menit tersebut secara resmi kepada Kejaksaan Agung.
"Setelah itu kami akan bekerjasama dengan Polri melakukan audit forensik untuk mengetahui orisinalitas rekaman. Setelah mantap orisinil maka persidangan di lanjutkan dengan memanggil saksi yang tersisa yakni Saudara Riza Chalid dan yang di perlukan," kata Surahman di ruang sidang MKD, Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Kemudian setelah memeriksa para saksi, MKD melakukan rekonstruksi pertemuan yang diduga ada upaya permufakatan jahat tindak pidana korupsi tersebut. Lalu jika sudah jelas pelanggarannya maka dilakukan rapat pleno untuk memutus perkara.
Namun untuk keputusan perihal kedua dan ketiga masih dirahasiakan sembari menunggu proses pertama berjalan.
Berita Terkait
-
Dicap Ikut Bertanggung Jawab, Reaksi KPK usai Nama Ahok Disebut Tersangka Kasus LNG Pertamina
-
Ahok Disinggung oleh Tersangka Korupsi LNG, KPK Buka Suara
-
Ahok Buka Kartu: 3 Kunci Ini Bisa Bikin Otomotif RI Jadi Raksasa Ekonomi
-
Sindiran Pedas? Akademisi Sebut Jejak Sopir Sahroni, Noel, Setnov, Bahlil, hingga Haji Isam
-
Kasus Deddy Sitorus Dinilai Mirip Ahok: Video Tuai Polemik karena Sengaja Dipotong?
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut