Suara.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti memantau proses pemilihan kepala daerah serentak, Rabu (9/12/2015). Pemantauan dilakukan melalui video conference dengan Polda-Polda daerah untuk memastikan proses Pilkada berlangsung aman dan lancar.
Dalam telekonfrensi itu Luhut meminta seluruh jajaran Polda untuk siap siaga dalam setiap proses Pilkada ini.
"Persiapan sudah baik sekali, tadi kontijensi bila terjadi sesuatu sudah disiapkan. Hari ini suatu wujud laporan Pak Kapolri, tinggal menunggu kedepan semua tempat berjalan baik," kata Luhut di Ruang Crisis Center, Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Luhut meminta seluruh jajaran Polda untuk menjaga Pilkada serentak ini berjalan lancar tanpa ada kericuhan. Dia mengatakan pengamat internasional sedang mengamati proses Pilkada serentak ini, maka dari itu pesta demokrasi ini harus berjalan aman.
"Kita pertama kali 269 tempat dan dikurangi lima melakukan Pilkada serentak. Maka saya titip kepada para Polda supaya menjaga pesta demokrasi ini berjalan baik. Kita diamati internasional, di Tangsel ada 70 pengamat internasional. Kemarin kita sudah buktikan di Pilpres demokrasi cukup matang," ujarnya.
Selain itu, Luhut juga meminta kepada seluruh jajaran Polda tetap menjaga situasi keamanan di lima daerah yang tidak bisa mengikuti Pilkada serentak hari ini.
"Saya minta teman-teman Polda untuk menyampaikan pesan kepada yang tidak ikut untuk menghormati putusan hasil pilkada, selalu gunakan pendekatan yang soft," terangnya.
Sementara itu Polda yang melakukan telekonfrensi diantaranya adalah Bengkulu, Bangka Blitung, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DIY Yogyakarta, Metro Jaya, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jambi, Gorontalo, Kalimantan Selatan, Riau, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Banten, Maluku Utara, Aceh, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
Selain itu, Luhut dan Kapolri juga memantau pengamanan di sejumlah TPS melalui telekonfrensi. Yaitu TPS Melati Mas Tangerang Selatan, TPS Sampit Kalimantan Tengah, TPS Keerom Papua, TPS KP Melayau, Kalimantan Selatan, TPS Palapa Bandar Lampung, TPS Sirna Baya Karawang, TPS Mekar Manis Denpasar, TPS Puri Legenda Kepri, TPS Simalungun Sumatera Utara, TPS Serang Banten.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?