Suara.com - Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan Kahar Muzakir balik menuding Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said tidak memiliki etika dengan melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan dalam kasus minta saham PT. Freeport Indonesia dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Yang tidak punya etika siapa. Siapa yang tidak punya etika. Jadi selama ini laporan pengadu tidak sah," kata Kahar di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan, gedung Nusantara II, DPR, Senin (14/12/2015).
Kahar juga menuduh Sudirman bekerjasama dengan Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dalam kasus Novanto.
Tuduhan tersebut muncul karena percakapan antara Novanto, pengusaha minyak Riza Chalid, dan Maroef sengaja direkam Maroef. Rekaman itulah yang kemudian menjadi bukti utama laporan Sudirman ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
"Beliau (Sudirman) bersekongkol dengan saksi (Maroef), buktinya sampai sekarang tidak diberikan bukti rekaman asli yang sekarang ada di Kejagung," tuturnya.
Kahar juga menuding ada konspirasi antara Maroef dan Sudirman.
"Jadi siapa yang bohong, siapa yang melanggar undang-undang. Ini adalah konspirasi antara Maroef dengan Sudirman dengan cara yang tidak beretika," kata dia.
Rekaman percakapan antara Novanto, Riza, dan Maroef dengan menyebut-nyebut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membicarakan saham dan perpanjangan kontrak Freeport terungkap setelah dilaporkan Sudirman ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
Mahkamah telah memeriksa Sudirman, Maroef, Novanto, dan Luhut yang namanya disebut 66 kali dalam rekaman tersebut. Tapi sejauh ini, Riza Chalid belum mau memenuhi panggilan mahkamah, meski sudah dipanggil dua kali.
Dalam waktu dekat, mahkamah akan memutuskan apakah Novanto melanggar etika atau tidak dalam kasus tersebut.
Berita Terkait
-
Mengintip Rumah Setya Novanto di Kupang yang Dilelang KPK, Harganya Miliaran!
-
Jadi Penyumbang Produksi Terbesar, Kapan Tambang Bawah Tanah Freeport Bisa Operasi Kembali
-
Freeport Pede Setoran ke Negara 2025 Rp 70 Triliun di Tengah Produksi Turun, Kok Bisa?
-
Hanya Produksi 2 Tambang, Produksi Emas Freeport di 2025 Meleset 50 Persen dari Target
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra
-
Ramai Patungan Beli Hutan, Memang Boleh Rimba Dibeli Dan Bagaimana Caranya?
-
Peradilan Militer Dinilai Tidak Adil, Keluarga Korban Kekerasan Anggota TNI Gugat UU ke MK
-
Ria Ricis dan Selebriti Pandu Shopee Live Superstar, Jumlah Produk Terjual Naik Hingga 16 Kali