Suara.com - Perusahaan Listrik Negara (PLN) daerah distribusi Jakarta Raya mengaku tidak bertanggungjawab dengan tewasnya 2 karyawan TransJakarta yang tersengat listrik di kawasan Halte Mangga Dua. Menurutnya itu tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Juru Bicara PLN distribusi Jakarta Raya, Mambang Hertadi menjelaskan PLN hanya berkepentingan mencatat KWH listrik. Sementara yang memasang instalasi listrik untuk penerangan jalan adalah suku dinas kota.
"Itu yang mengerjakan suku dinas PJU (penerangan jalan umum) Jakarta Barat," kata dia saat dihubungi suara.com, Rabu (30/12/2015).
Hertadi memastikan pihak PLN sudah mengecek di tempat tewasnya dua perempuan itu. Setelah dicek, ternyata ada kabel PJU yang terkelupas. Kabel itu ada di bawah air. Sehingga aliran listrik PJU merambat ke genangan dekat tangga halte Transjakarta.
"Saya sudah konfirmasi peristiwa itu. Ada kabel PJU yang terbuka dan listrik menghantar ke air," paparnya.
Hertadi mengatakan belum mengetahui pasti penyebab kabel itu terkelupas. Hanya saja, ada dua kemungkinan katanya. Pertama karena usia kulit kabel, atau karena kelalaian petugas PJU.
"Bisa saja dalam pemasangan kabel itu tidak benar. Atau dalam penyambungannya. Sehingga kulit kabel terkelupas," paparnya.
Sebelumnya, dua karyawati Transjakarta Niko Adeli (23) dan Siti Nurhayati (23) tewas tersengat di depan tangga penyeberangan busway Jalan Mangga Dua Raya, Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat, pada Rabu dinihari tadi sekitar pukul 02.00 WIB. Niko tercatat sebagai warga Cililitan Besar RT03/02 Kramatjati Jakarta Timur dan Siti Nurhayati beralamat di Petamburan RT010/08 Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kedua korban akan pulang kerja menuju kontrakan di kawasan Mangga Besar. Korban berjalan menuju turunan jembatan busway yang melintasi tiang listrik yang tergenang air di sekitar lokasi kejadian. Ketika turun dari jembatan busway mendadak korban meninggal dunia di dekat tiang listrik yang tergenang air.
Penyidik Polres Metro Jakarta Pusat telah memeriksa saksi M Zaky (29) dan Yosa Laumeten (31), serta membawa jasad kedua korban ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) guna menjalani visum.
Berita Terkait
-
2 Staf Transjakarta Kesetrum, Ahok Belum Tahu Siapa Tanggungjawab
-
PLN Belum Dilibatkan Selidiki 2 Staf Transjakarta Tewas Kesetrum
-
Karyawati Transjakarta Diduga Tewas Tersengat Listrik
-
Kronologis Kecelakaan Maut Transjakarta Renggut Nyawa Pemotor
-
Ini Penyebab Motor Tertabrak Transjakarta di Flyover Pesing
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru