Suara.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menilai perlambatan ekonomi masih akan terus membayangi pertumbuhan investasi Indonesia pada tahun ini. Sehingga BKPM urung merevisi target realisasi investasi yang dipatok Rp594,8 triliun pada tahun 2016.
"Kami tidak pernah merevisi target karena iklim investasi di Indonesia dan global masih 'fragile' (rentan) juga. Semester pertama nanti paling kita sudah bisa lihat, ini 'upbeat' terhadap target atau tidak," katanya seusai mengunjungi proyek pembangunan pabrik otomotif PT Saic General Motor Wuling di Kawasan Industri Delta Mas, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (7/1/2016).
Franky menjelaskan bahwa perlambatan ekonomi masih akan membayangi pada tahun 2016 menyusul harga minyak dunia yang rendah.
"Kalau Saudi dan Iran tegang terus, kan bisa menghambat suplai," katanya.
Pertumbuhan investasi, lanjut Franky, juga perlu memperhatikan perkembangan dunia lainnya, seperti kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral Amerika, Federal Reserve (The Fed) menjadi 0,5.
"Ini juga pertama kalinya Amerika Serikat ekspor. Belum lagi ada Myanmar yang sukses pemilunya. Ini membuat tantangan berkompetisi makin lebar. Yang tadinya saingan kita hanya Malaysia dan Vietnam, sekarang tambah Filipina dan Myanmar," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Franky, soliditas antara pelaku dan pemerintah perlu ditingkatkan guna menciptakan iklim berinvestasi yang mengundang. Franky sendiri memastikan realisasi investasi sepanjang 2015 melewati target yang dipatok Rp519,5 triliun.
"Yang pasti naik, target kita Rp519,5 triliun kan, tetapi sekitar Rp540 triliun sudah pasti dapat," katanya.
Dalam catatan BKPM, realisasi investasi Januari-September 2015 mencapai Rp400 triliun, meningkat 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp342 triliun. Realisasi investasi tersebut sudah mencapai 77 persen dari target realisasi investasi pada tahun 2015 Rp519,5 triliun.
Dari realisasi investasi Januari-September tersebut, penanaman modal dalam negeri (PMDN) meningkat 16,4 persen sebesar Rp133,2 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sementara realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) naik 16,9 persen sebesar Rp266,8 triliun.
Adapun dari sisi tenaga kerja realisasi investasi sepanjang Januari--September 2015 juga menyerap tenaga kerja sebanyak 1.059.734 orang, naik 10,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 sebesar 960.336 orang. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Kapan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah? Ini Jawaban Mendikdasmen
-
Geram Legislator Senayan Soal Bandara PT IMIP Beroperasi Tanpa Libatkan Negara: Kedaulatan Terancam!
-
Wamenkes Dante: Sistem Rujukan BPJS Tak Lagi Berjenjang, Pembayaran Klaim Disesuaikan Kompetensi RS
-
Pemprov DKI Gagas LPDP Jakarta, Siap Biayai Warga Kuliah S2-S3 hingga Luar Negeri
-
Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Picu Sorotan, Komisi III DPR Warning Penegak Hukum
-
Ira Puspadewi Cs Dapat Rehabilitasi dari Prabowo, Eks Penyidik KPK: Tamparan Penegak Hukum
-
Heboh Bandara 'Ilegal' di Morowali, Benarkah Diresmikan Jokowi? Fakta Dua Bandara Terungkap
-
TKI Asal Temanggung Hilang Selama 20 Tahun di Malaysia, Ahmad Luthfi Pastikan Kondisinya Aman
-
Drama Berujung Rehabilitasi, 7 Fakta Mengejutkan Kasus Korupsi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi
-
DPRD DKI Soroti Gaji Guru Swasta di Jakarta: Jauh di Bawah UMP!