Suara.com - Kementerian Dalam Negeri mencoret sebagian dana bantuan sosial yang dianggarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah DKI tahun 2016. Total dana bansos yang waktu itu dianggarkan sekitar Rp4 triliun untuk 236 lembaga.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan dana bansos paling banyak diperuntukkan untuk program pendidikan Kartu Jakarta Pintar.
"Sekarang bansos paling besar kamu kira apa? KJP itu. Bukan dikasih-dikasih untuk perusahaan-perusahaan. Nggak ada itu. Itu kan KJP yang gede," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (8/1/2016).
Ahok mengungkapkan dana untuk KJP sebelumnya tidak boleh dimasukkan ke dalam belanja pendidikan. Itu sebabnya, pemerintah memasukannya ke dana bansos.
Ahok menyatakan siap berdebat dengan Kemendagri untuk mempertahankan agar dana bansos di APBD 2016.
"Harusnya kalau menurut saya, KJP ini bagian dari belanja pendidikan. Bukan bansos. Ini bagian pendidikan harusnya. Tapi kalau soal itu kita bisa berdebat," kata Ahok.
Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek mengatakan pencoretan dana bansos sudah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Dalam aturan tersebut, pemberian bantuan tidak diperkenankan dilakukan secara terus menerus.
"Kita kan sudah mengingatkan tahu lalu kepada TAPD (tim anggaran pemerintah daerah), ini bisa kita tolerir sampai tahun ini tapi tahun depan tidak boleh dianggarkan lagi. kalau sifatnya terus menerusa," kata Reydonnyzar.
"Tapi ada juga yg bisa terus menerus karena ditentukan oleh Undang-undang misalnya untuk TNI, Koni, Pramuka, MUI. di luar itu yang tidak ada perintah undang-undang tidak boleh," katanya.
Dana hibah untuk dialokasikan ke Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bogor juga tidak boleh diberikan secara terus menerus.
"Kalau setelah 3-4 tahun kemudian kok terus meneru (diberikan bantuan) kan nggak boleh kata UU. Tinggal kategorikan, misal kemarin nggak dianggarkan, dan tahun ini mau dianggarkan, itu bisa. tapi tahun depan jangan dianggarkan lagi," katanya.
Reydonnyzar mengatakan sebelum alokasi dana bansos dicoret, Kemendagri telah mengingatkan pemerintah Jakarta, namun tak dihiraukan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?