Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan Indonesia berpotensi mengalami fenomena cuaca La Nina. Cuaca ini diprediksi datang menjelang Juli hingga September 2016. Setelah El Nino dalam kondisi netral pada April.
"Hal yang perlu diwaspadai setelah kondisi netral pada Maret dan April tidak berarti kondisi menjadi berhenti netral. Ada kemungkinan menyimpang ke arah sebaliknya sehingga ada potensi terjadi La Nina," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik Mulyono Rahadi Prabowo pada konferensi pers di Gedung BMKG Jakarta, Jumat (22/1/2016) malam.
Prabowo mengatakan kondisi ini masih dalam tahap monitoring yang berkaca pada kondisi El Nino pada 1997 kemudian diikuti oleh La Nina pada 1998. Ia menjelaskan beberapa hari lalu curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia tidak terlalu signifikan karena pengaruh El Nino yang cukup kuat.
Saat ini pengaruh El Nino sudah menurun, yakni puncaknya terjadi sejak Desember 2015 kemudian menurun hingga Februari dan menunjukkan kondisi netral sekitar Maret dan April 2016.
Jika dibandingkan dengan El Nino terkuat pada 1997, pergerakan cuaca hampir sama dengan catatan indikator terkini Indonesia yang saat ini mulai menurun. Dampak La Nina berdasar pengalaman 1998 dan perbandingan pada 2010 adalah kenaikan curah hujan yang dimulai pada periode Juli, Agustus dan September 2016.
Selain itu, kondisi kemarau yang basah berpotensi menjadi ancaman bagi petani tembakau, bawang dan petambak garam serta meningkatnya pertumbuhan penyakit organisme tanaman. Secara umum, fenomena La Nina berkebalikan dengan El Nino yakni curah hujan akan semakin bertambah.
"Kalau El Nino, curah hujan akan berkurang, sedangkan La Nina sebaliknya. Curah hujan akan makin bertambah apalagi jika terjadi pada bulan akhir tahun yang sudah memasuki musim hujan," kata Prabowo. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui