Suara.com - Mumbai adalah kota besar di India. Di sana banyak uang beredar karena lapangan pekerjaan pun melimbah, salah satunya industri pekerja seks komersial di sana.
Namun kepolisian menindak tegas industri seks komersial di Mumbai. Bahkan pemerintah memberikan pajak yang sangat tinggi untuk pengusaha industri tersebut yang tetap buka. Terutama di kawasan Kamathipura dan Falkland.
Tindakan pengetatan itu untuk menghilangkan penularan penyakit seks sembarang dan perdagangan manusia untuk dipekerjakan sebagai 'budak' seks. Namun pengetatan itu tidak berdampak baik.
Kini industri seks di sana berjalan diam-diam atau di bawah tanah. Para PSK menjajakan diri bergeser ke kawasan Vashi, Bhiwandi dan Bhandup. Menyebarnya PSK dikhawatirkan menambah dafar panjang kekerasan seks.
Dalam 4 tahun terakhir, kekerasan seks di sana melonjak sampai 390 persen.
"Seluruh modus operandi dari industri seks komersial berubah," kata Shailja Mehta, aktivis LSM pemerhati hak perlindungan perempuan di Mumbai.
"Ini menjadi kurang melembaga, kurang formal, dan jauh lebih curang dan halus sekarang," lanjut dia.
Kebanyakan perempuan dan anak-anak dibawa dari negara-negara lain. Termasuk dari Nepal dan Bangladesh. Mereka diming-imingi gaji besar kerja di kota.
Namun nasib terburuk justru menghampiri mereka. Perempuan dan anak-anak itu diperdagangkan menjadi pekerja seks. Paling tidak menjadi pekerja di sebuah panti pijat plus-plus.
Hampir 36 juta orang diperbudak seluruh dunia, menurut 2014 Indeks Perbudakan global. Sementara 16 juta di antaranya ada di India.
"Industri komersial seks Mumbai telah berubah dari cukup umum, operasi terbuka untuk bisnis pribadi sampai rahasia," kata Sanjay Macwan, Direktur International Justice Mission di Mumbai.
"Sifat dari kekerasan terhadap perempuan berbeda sekarang, dan sulit untuk mengamati. Hal ini juga sangat sulit untuk melacak dan membawa pelaku ke pengadilan, karena bahkan korban tidak cukup tahu siapa penyelundup dan siapa germo," tambahnya.
Industri komersial seks India menghasilkan pendapatan hingga 343 miliar dolar per tahun. Ini menurut sebuah laporan tahun 2014 dari jaringan Global Menentang Pekerja Anak.
Tidak hanya Mumbai, kota-kota tetangga seperti Thane, Pune dan Sangli juga muncul sebagai tujuan untuk pekerja seks yang diperdagangkan. (Reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Bukan Dilarang Total, Kakorlantas Tegaskan Sirene dan Strobo Polisi Tetap Meraung untuk Tugas Ini
-
Akhir Tragis Nasir di Yalimo: Hilang Saat Kerusuhan, Ditemukan Tewas Mengenaskan Penuh Anak Panah
-
Tak Setuju Gaji Anggota DPR Dipotong Gegara Bolos Rapat, Adian PDIP: Nanti Kita Terjebak Absensi
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal
-
Sejak 2003, Haji Robert Konsisten Membina Ribuan Santri Penghafal Qur'an
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
-
Mimpi Jadi Tentara Terhalang Duit? KSAD Maruli Simanjuntak: Siapa Pun Bisa Daftar Tanpa Biaya!
-
Tragedi Minggu Pagi, Atap Gedung Rp120 Miliar KPT Brebes Ambruk, Warga dan Pekerja Jadi Korban
-
11 Buku Pendemo Disita, Dandhy Laksono Kritik: Bukti Polisi Tidak Membaca
-
Panglima TNI Ungkap Alasan RI Butuh Tank Harimau, Senjata Pamungkas Penjaga Kedaulatan