Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya kubu Aburizal Bakrie, Idrus Marham, diperiksa Badan Reserse dan Kriminal Polri, Kamis (30/4). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Baca 10 detik
Sejumlah kader Partai Golkar memberikan sinyal akan maju mencalonkan diri menjadi ketua umum dalam musyawarah nasional luar biasa. Padahal, munaslub baru dapat digelar kalau sudah disepakati dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakata, pada 23-25 Januari 2015.
Salah satu nama kader yang disebut-sebut akan maju adalah orang dekat Aburizal Bakrie, Idrus Marham. Saat ini, Idrus menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar pimpinan Aburizal.
"Saya mengalir tanpa terhanyut. Jadi mengalir saja, asal jangan terhanyut," kata Idrus saat dikonfirmasi di sela-sela acara Rapimnas Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Minggu (24/1/2016).
Salah satu nama kader yang disebut-sebut akan maju adalah orang dekat Aburizal Bakrie, Idrus Marham. Saat ini, Idrus menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar pimpinan Aburizal.
"Saya mengalir tanpa terhanyut. Jadi mengalir saja, asal jangan terhanyut," kata Idrus saat dikonfirmasi di sela-sela acara Rapimnas Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Minggu (24/1/2016).
Selain Idrus, Mahyudin juga menyatakan siap maju ke bursa calon ketua umum. Dia yakin munaslub akan menyelesaikan konflik internal partainya yang sudah berlangsung selama setahun.
"Prinsipnya asal dengan aturan AD-ART bisa dilaksanakan dan akuntabel, saya siap maju sebagai Ketua Umum. Dan hal ini bisa menyelesaikan konflik berkepanjangan," ujar dia.
"Prinsipnya asal dengan aturan AD-ART bisa dilaksanakan dan akuntabel, saya siap maju sebagai Ketua Umum. Dan hal ini bisa menyelesaikan konflik berkepanjangan," ujar dia.
Mahyudin yang sekarang menjabat wakil ketua MPR punya misi untuk menyatukan kembali dua kubu yang bertikai, Aburizal dan Agung Laksono.
Menurut dia tugas lain dari partainya nanti adalah mempersiapkan agenda pemilihan kepala daerah secara serentak.
"Langkah prioritasnya adalah faksi yang selama ini bertikai, semua kelompok, semua kader, disatukan kembali. Agenda pilkada 2017 dan pileg 2019 ini yang perlu disiapkan," ujar dia.
Mahyudin mengatakan usulan munaslub dari Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie akan diputuskan dalam sidang pleno rapimnas besok. Saat ini, kader dan pengurus DPD Golkar tingkat provinsi masih pro dan kontra.
"Tapi semuanya nanti juga tergantung DPP dan Pak ARB. Jadi kami tunggu saja, kalau dari pidato pak ARB arahnya Munaslub," kata Mahyudin.
Menurut dia tugas lain dari partainya nanti adalah mempersiapkan agenda pemilihan kepala daerah secara serentak.
"Langkah prioritasnya adalah faksi yang selama ini bertikai, semua kelompok, semua kader, disatukan kembali. Agenda pilkada 2017 dan pileg 2019 ini yang perlu disiapkan," ujar dia.
Mahyudin mengatakan usulan munaslub dari Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie akan diputuskan dalam sidang pleno rapimnas besok. Saat ini, kader dan pengurus DPD Golkar tingkat provinsi masih pro dan kontra.
"Tapi semuanya nanti juga tergantung DPP dan Pak ARB. Jadi kami tunggu saja, kalau dari pidato pak ARB arahnya Munaslub," kata Mahyudin.
Siang tadi, Aburizal menegaskan tidak akan maju lagi menjadi ketua umum dalam musyawarah nasional luar biasa yang akan digelar tahun ini. Ia membuka peluang kepada kader-kader muda untuk memimpin partai beringin.
"Saya katakan bahwa kalau rapimnas memutuskan munaslub, maka saya tidak tertarik lagi untuk calonkan diri. Banyak kader-kader partai Golkar yang dapat memimpin partai ini," kata Aburizal di sela-sela Rapimnas Partai Golkar.
"Saya katakan bahwa kalau rapimnas memutuskan munaslub, maka saya tidak tertarik lagi untuk calonkan diri. Banyak kader-kader partai Golkar yang dapat memimpin partai ini," kata Aburizal di sela-sela Rapimnas Partai Golkar.
Aburizal juga meminta kepada rivalnya, Agung Laksono, agar mengurungkan niat untuk maju lagi dalam munaslub nanti. Aburizal berharap Agung menyadari usia sudah terlalu tua untuk ikut bertarung merebut kursi ketua umum partai beringin.
"Saya, Agung Laksono tidak usah lagilah (maju). Kami sudah lepas dari Isya, sudah malam. Partai Golkar punya kader-kader yang banyak. Dalam bahasa Jawa sudah waktunya yang senior ini Tut Wuri Handayani, kami mendukung dari belakang," katanya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO