Suara.com - Mantan Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara Mahful M. Tumanurung mengakui Gafatar telah keluar dari pemahaman keagamaan di Indonesia. Organisasi ini, katanya, telah dibubarkan secara nasional sejak 13 Agustus 2015.
"Kami Gafatar telah keluar dari keyakinan atau paham Islam mainstream. Mereka mengakui berpegang teguh pada paham Millah Abraham dan berpedoman kepada kitab Taurat, Injil dan Al- Qur'an," kata Mahful dalam konferensi pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016).
Mahful menjelaskan keyakinan merupakan hak asasi setiap manusia setiap warga negara Indonesia yang dilindungi dan dijamin UUD 1945.
"Inilah sikap kami telah keluar dari keyakinan atau paham keagamaan Islam mainstream dan tetap berpegang teguh pada paham Millah Abaraham sebagai jalan kebenaran Tuhan seperti diajarkan oleh para Nabi dan Rasul Allah," kata Mahful.
Tapi, Mahful membantah menyebarkan paham tersebut melalui pemaksaan. Mahful juga membantah menjadikan Kalimantan Barat sebagai basis dakwah dan membuat negara baru.
"Kami tidak memaksa, kalau ada yang ingin mendalami ajaran tersebut kami ajarkan, kami di sana (Kalimantan Barat) juga tidak berdakwah, itu semua opini. Itu dijadikan dasar untuk menghantam kami," ujar Mahful.
Mahful pun mempertanyakan fatwa sesat terhadap Gafatar dari Majelis Ulama Indonesia.
Gafatar, katanya, bergerak di bidang sosial dan selama berkegiatan tidak pernah memaksakan kehendak kepada seseorang.
"Toh keyakinan itu hak asasi setiap warga negara, mari kita buktikan. Apapun agama anda mari kita berlomba-lomba jangan saling menjegal, sesama ormas tidak boleh saling menyesatkan," ujar Mahful.
Lebih dari seribu mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar dipulangkan pemerintah dari daerah Mempawah, Kalimantan Barat, ke tempat masing-masing.
Mengapa selama ini mereka tertarik ke Kalimantan Barat? Mahful menjelaskan karena daerah tersebut memberikan penghidupan yang baik.
"Kami hanya lakukan program kedaulatan pangan, kami sepakat dalam kongres luar biasa itu fokus pada membangun bangsa lewat kedaulatan pangan tidak ada pemaksaan sama sekali," kata Mahful.
Meski Gafatar sudah dibubarkan, program kerja Gafatar yakni kedaulatan pangan tetap berjalan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana