Suara.com - Komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender menuntut pemerintah Presiden Joko Widodo menindak pejabat negara yang pernyataan-pernyataannya menyudutkan kaum LGBTI, misalnya menyatakan kelompok ini sebagai perusak moral bangsa.
"Kami minta kepada presiden untuk memberikan sanksi tegas kepada menteri dan pejabat negara lainnya yang melakukan tindakan inkonstitusional dan mengkhianati Nawa Cita," kata Koordinator Divisi Advokasi Jaringan Gaya Warna Lentera Indonesia, Slamet, di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (27/1/2016).
Slamet juga meminta aparat hukum negara tegas menindak mereka yang melakukan diskriminasi terhadap kaum LGBT.
"Segala bentuk kekerasan harus ditindak diantaranya berupa sweeping dan pengusiran paksa terhadap setiap orang dan organisasi LGBT Indonesia," kata Slamet.
"Kami akan mendatangi Istana negara, bila tuntutan kami tak tercapai. dalam waktu dekat semoga pemerintah cepat merespon," Slamet menambahkan.
Pernyataan pejabat negara yang dinilai menyudutkan LGBT, antara lain Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir.
Salah satu pernyataan Nasir yang mengundang reaksi kaum LGBT, antara lain LGBT di lingkungan kampus.
"Kelompok LGBTI semestinya tidak boleh masuk kampus, dan bisa merusak moral bangsa dan kampus sebagai penjaga moral semestinya," katanya.
Belakangan Nasir membantah pernyataan bahwa dia melarang kelompok LGBT beraktivitas di dalam kampus.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta