Suara.com - Penyidik Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri tidak mempermasalahkan perbedaan kronologis kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu terhadap staf ahli Dita Aditya (27).
"Silakan saja para pihak (Masinton dan Dita) mengatakan di luar sana seperti apa," kata Kepala Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto di Jakarta Selatan, Rabu (3/2/2016).
Penyidik, kata Agus, dalam proses penyelidikan dan penyidikan nanti akan terang benderang.
"Bagi kami adalah manakala kami melakukan proses pemeriksaan secara BAP dan nantinya, tentunya itulah yang akan kami jadikan pedoman untuk melakukan proses lebih lanjut. Apakah nanti sesuai atau tidak kan nanti ada langkah-langkah proses penyidikan yang nanti dilakukan penyidik," katanya.
Bagi Agus perbedaan keterangan antar orang-orang yang berperkara merupakan hal yang wajar.
"Itu sah-sah saja masing-masing pihak berbeda penyampaiannya, tapi tentunya penyidik berketentuan untuk memiliki tanggungjawab untuk bisa membuktikan ada pihak yang bersalah dan ada yang tidak," katanya.
Ketika ditanya apakah akan ada sanksi hukum kalau ternyata salah satu pihak memberikan keterangan palsu kepada polisi, Agus tidak mau buru-buru menanggapi.
"Nanti kami lihat saja bagaimananya," kata dia.
Kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan Masinton terhadap Dita telah dilaporkan pengacara dari LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan, Ratna Batara Munti, ke Mahkamah Kehormatan Dewan pada Selasa (2/2/2016).
"Sampai saat ini belum ada pembahasan mengenai laporan dari LBH Apik mewakili Dita kemarin," ujar Wakil Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad di gedung DPR.
MKD, kata Dasco, akan membahas kasus Masinton pekan depan. Saat ini, kata dia, mahkamah masih berkoordinasi dengan kepolisian karena kasus tersebut juga dilaporkan Dita ke polisi.
"Kalau sudah masuk ranah hukum, kami pantau. Kalau di hukum ada pelanggaran, pasti ada pelanggaran etikanya. Sesuai tata beracara, kami harus rapat internal dulu. Pekan depan kami melakukan pembahasan," kata dia.
Siang ini, mahkamah belum ada agenda ke Bareskrim Polri untuk koordinasi.
"Harus melalui rapat internal MKD," kata Dasco.
Siapa saksi yang akan dipanggil MKD, Dasco mengatakan hal itu belum dibahas.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan