Suara.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mengantisipasi penyebaran virus zika. Terutama di pelabuhan dan bandara.
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rahmanita mengatakan pelabuhan dan bandara dinilai berpotensi sebagai pintu masuk penyebaran virus itu dari luar Surabaya.
Karena dikhawatirkan orang yang telah bepergian ke daerah rawan endemik virus zika membawa virus tersebut ke Surabaya. Di pelabuhan dan bandara saat ini, sudah dilakukan pengetatan penjagaan dari petugas kesehatan meskipun hingga saat ini belum ada warga kota Surabaya yang terindikasi virus Zika.
"Hasil koordinasi sementara dengan tim medis yang bertugas pelabuhan dan bandara akan dilakukan hingga Juni atau pertengahan tahun mendatang, bersamaan dengan endemik demam berdarah (DB) di kota Surabaya ini," jelas Febria, Sabtu (6/2/2016).
Di Surabaya, penderita DB pada bulan Januari 2016 tercatat ada 60 kasus. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan bulan Januari 2015 yang mencapai 48 kasus.
"Jumlah penderita DB sepanjang tahun 2015 sekitar 600-an. Jumlah tersebut lebih sedikit dibanding tahun 2014 yang mencapai 800 kasus," tuturnya.
Ia memperkirakan puncak DB terjadi sekitar bulan Maret 2016 namun pihaknya telah mengantisipasi penyebaran wabah DBD dengan memfokuskan pantauan pada beberapa daerah yang jumlah penderitanya cukup banyak yaitu pada daerah Tandes, Benowo, dan Sawahan.
Untuk mencegah adanya penyakit DBD, pihaknya mencanangkan program gerakan satu juta juru pemantau jentik (jumatik) yang artinya dalam setiap satu rumah, yang menjadi juru pemantau jentik adalah anggota keluarga itu sendiri, ujarnya.
3M Plus, ia menambahkan juga masih dinilai ampuh untuk mencegah adanya virus DB maupun zika. 3M tersebut adalah menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air minimal satu minggu sekali serta mengubur atau memanfaatkan barang bekas.
Selain itu, masyarakat juga diimbau menggunakan bubuk obat pembunuh jentik pada penampung air terbuka dan mencegah gigitan nyamuk dengan kelambu atau anti nyamuk berupa bakar, oles, maupun semprot.
"Kami mengimbau masyarakat untuk segera membawa penderita demam ke fasilitas kesehatan terdekat agar mengetahui apakah penderita terkena DBD atau virus zika dengan melakukan tes darah, supaya terdeteksi secara dini," tandasnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis