Suara.com - Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi telah mencabut laporan terkait ancaman yang dilakukan guru honorer SMAN 1 Ketanggung, Brebes, Jawa Tengah, bernama Mashudi (38).
Sekretaris Pribadi Mempan-RB, Reza Pahlevi, mengatakan bahwa alasan pencabutan laporan polisi tersebut karena Mashudi telah menyampaikan permintaan maaf terkait ancaman pesan singkat yang pernah dilakukannya. Menurut Reza, permintaan maaf tersebut diajukan Mashudi melalui pesan tertulisnya di lembar kertas dan rekaman video.
"Prinsipnya, Pak Menpan sebagai pejabat tinggi negara telah memaafkan apa yang telah dilakukan oleh Pak Mashudi. Jadi sekarang saya ditugaskan beliau untuk mencabut laporan atas apa yang telah saya laporkan pada 28 Februari 2016," kata Reza, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Dikatakan Reza, permintaan maaf melalui tulisan dan rekaman video dilakukan Mashudi di dalam penjara. Ucapan maaf tersebut, kata Reza, disampaikan Mashudi kepada mantan Menteri Pertanian Suswono.
"Pak Mashudi itu mengirimkan surat yang dibawa oleh Pak Suswono secara tertulis. Ada video, video Pak Mashudi di tahanan, dan itu telah ditunjukkan kepada Pak Menpan tadi di kantor," kata dia.
Selain itu, Reza juga menanggapi soal ancaman Mashudi yang dilayangkan kepada Menteri Yuddy, agar tuntutannya bisa dikabulkan yakni diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Mashudi diketahui sudah 16 tahun menjadi guru honerer. Tuntutan tersebut, menurut Reza pula, masih dikaji.
"Itu kan, terkait hal tersebut memang masih dalam kajian, baik dari Kemenpan maupun keuangan. Itu kan masih dalam (proses) approve, masih kita carikan terus solusi dan upayanya seperti apa," katanya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menangkap guru honorer SMAN 1 Ketanggung, Brebes, Jawa Tengah, bernama Mashudi (38), karena mengancam Menpan-RB Yuddy Chrisnandi melalui pesan singkat.
"Kami berhasil tangkap tersangka (Mashudi), Kamis (3/3) di Brebes, Jawa Tengah," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro, Komisaris Besar M Iqbal, Rabu (9/3).
Kasus ini pertama kali dilaporkan pada Minggu (28/2) oleh Sekretaris Pribadi Yuddy, Reza Fahlevi.
Iqbal menjelaskan, tersangka mengancam Yuddy sejak bulan Desember 2015 sampai Februari 2016. Nomor yang dipakai tersangka untuk melakukan aksi adalah 085842093206 dan 087730837371.
"Pelaku melakukan ini adalah karena pelaku membenci saudara korban (Yuddy), karena tidak mengangkat pelaku menjadi guru tetap," kata Iqbal.
Polisi juga telah menyita ponsel yang dipakai tersangka.
"Satu buah HP (handphone) pelaku merek Cross dan dua buah simcard XL dan Indosat yang digunakan untuk mengancam korban (Yuddy)," kata Iqbal.
Dalam kasus ini, guru honorer tersebut dijerat dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan KUHP dengan ancaman pidana maksimal sembilan tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Ironi! Pejabat Riau Sampai Ngutang Bank Demi Setor 'Jatah Preman' ke Gubernur
-
Koalisi Sipil Sebut Usulan Pahlawan Upaya Cuci Dosa Soeharto: Cuma Orang Gila Maafkan Diri Sendiri
-
Gubernur Riau Telah Terima Uang Pemerasan Rp4,05 Miliar, Ada yang Mengalir ke PKB?
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Anak Buah Bobby Terbakar, Begini Kata Polisi usai 2 Kali TKP
-
Hotman Paris Sebut Saksi Ahli CMNP Jadi 'Senjata Makan Tuan' dalam Sidang Sengketa NCD
-
Lagi Jadi Fokus Dirut Transjakarta, Kenapa Mode Share Transportasi Umum di Jakarta Baru 22 Persen?
-
Rumah Hakim PN Medan Kebakaran, Sengaja Dibakar atau Murni Kecelakaan?
-
Akhir Petualangan Dokter Predator, Priguna Anugerah Divonis 11 Tahun Penjara
-
Tolak Soeharto Pahlawan, Cerita Pilu Penyintas Tragedi Tanjung Priok: Ditelanjangi di Markas Kodim
-
Bukan Lagi Soal Look Good, Ini Prioritas Baru Kelas Menengah Indonesia yang Harus Dipahami Brand