Suara.com - Para militan dari etnis Uighur terus meningkatkan ancamannya di Indonesia, demikian dikatakan oleh Kementerian Luar Negeri Cina, Kamis (17/3/2016), setelah Kepolisian Indonesia menembak mati dua warga Cina dari etnis Uighur di Poso pada awal pekan ini.
Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah pada Selasa (15/3/2016) mengumumkan telah berhasil menembak mati dua anggota kelompok teroris Santoso. Keduanya merupakan warga Cina dari etnis Uighur.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lu Kang, mengatakan ia telah menerima laporan tentang peristiwa itu dan sedang berusaha untuk mengumpulkan informasi lebih jauh.
"Cina dan Indonesia adalah korban terorisme dan kini menghadapi ancaman baru dari perubahan lingkungan kontra-terorisme yang terjadi di kawasan maupun di dunia," kata Lu.
"Dalam beberapa tahun terakhir kekuatan teroris organisasi Gerakan Islamis Turkestan Timur (ETIM) terus menyusup ke Indonesia dan membangun hubungan dengan kelompok-kelompok teroris di Indonesia. Mereka telah membuka sebuah rute pengiriman bagi orang-orang yang ingin berpartisipasi dalam aktivitas terorisme internasional," lanjut Lu.
"Ini tidak saja mengancam keamanan nasional Cina, tetapi juga sebuah ancaman nyata bagi Indonesia dan stabilitas kawasan," ujar Lu lebih lanjut.
Cina mengatakan bahwa ETIM adalah kelompok teroris yang berafiliasi ke Al Qaeda. Kelompok itu ingin mendirikan negara merdeka yang disebut Turkestan Timur di wilayah Xinjiang, Cina.Pada 2015 kemarin, sebanyak empat warga Cina dari etnis Uighur ditahan di Indonesia. Mereka diduga akan bergabung dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
Lu mengatakan bahwa Cina dan Indonesia saling mendukung serta memahami satu sama lain dalam bidang kontra-terorisme. Ia mengatakan Cina ingin meningkatkan hubungan tersebut.
Warga Uighur, yang mayoritas beragama Islam dan mendiami Xinjiang, Cina bagian barat mengaku bahwa mereka merupakan korban diskriminasi Beijing. Kelompok Uighur di pengasingan mengatakan bahwa Beijing kerap menghalangi aktivitas ibadah umat Muslim Uighur, termasuk melarang warga Uighur berpuasa di bulan Ramadhan.
Akibat perlakukan diskriminatif ini konflik horizontal kerap terjadi di Xinjiang, wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Ratusan orang telah tewas dalam beberapa tahun terakhir akibat konflik antara warga Uighur dengan warga etnis Han di Xinjiang.
Beijing menuding bahwa aksi kekerasan itu dipicu oleh ETIM.
Ribuan warga Uighur diyakini berusaha melarikan diri dari Xinjiang dan pergi ke Turki, melewati Asia Tenggara. Cina mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka pada akhirnya menyeberang ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). [Reuters]
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
Terkini
-
Pemerasan Calon TKA di Kemnaker, KPK Periksa 2 Saksi
-
Lingkaran Dalam Riza Chalid Mulai 'Ditarik', Kejagung Periksa Direktur OTM
-
Kemlu RI Buka Suara soal Reklame Abraham Shield, Israel Catut Foto Prabowo Buat Alat Propaganda?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: 38 Orang Hilang, Pencarian Masih Berlanjut
-
Siapa Pendiri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo? Pondok Tertua di Jatim, Bangunan Ambruk Timpa 100 Santri
-
Apa Itu LNG? Gas 'Dingin' yang Menyeret Ahok ke Pusaran Korupsi Panas Pertamina
-
Pansus DPRD DKI Selesaikan Pembahasan Raperda Kawasan Tanpa Rokok, Tambah 1 Pasal
-
Terkuak! Burung Merak yang Viral di Jaktim Ternyata Milik Bamsoet, Emang Boleh Dipelihara?
-
Kenapa Abu Bakar Ba'asyir Mendadak Temui Jokowi? Misteri Pertemuan 20 Menit Dua Tokoh Kontras
-
Buntut Kasus Keracunan, BGN Nonaktifkan Sementara Puluhan SPPG