Diskusi legalitas transportasi online, di Jakarta, Sabtu (26/3/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan bahwa timbulnya permasalahan antara taksi resmi dan tidak resmi dikarenakan masyarakat maupun perusahaan yang tidak pernah mau taat aturan dalam mendirikan perusahaan transportasi.
Apa yang disampaikannya terkait kekisruhan yang sempat terjadii antara taksi berbasis online seperti Grab Car dan Uber Taxi dengan taksi konvensional yang sudah punya izin resmi.
"Saya sedikit tidak setuju disebut polemik, karena pertimbangan saya begitu saya ada di dinas perhubungan aturan sudah ada. Yang jadi polemik kebiasan kita yang enggak pernah mau taat aturan itu, baik perusahaan, masyarakat dan operator yang dikerjasamakan dengan taksi-taksi online," kata Andri dalam diskusi yang bertajuk 'Diuber uber' di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu(26/3/2016).
Dia menegaskan bahwa pada dasarnya Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta tidak mempermasalahkan keberadaan taksi online dan taksi konvesional. Andri menjelaskan bahwa pihaknya hanya mempermasalahkan taksi resmi dan tidak resmi atau taksi ilegal dan tidak ilegal.
"Uber dan Grab, dia perusahaan aplikasi dia resmi, dia punya izin, namun saat operasikan angkutan umum atau sewa dia kerja sama dengan operator yang belum resmi, sehingga kita tegas itu tidak resmi, itu legal. Ini antara resmi dan tidak resmi," kata Andri.
Seperti diketahui, mencuatnya kekisruhan antara keberadaan taxi konvensional dengan taxi berbabasis online ini mulai terjadi ketika ribuan sopir taxi konvensional berdemo di depan Balaikota DKI Jakarta, tempat Basuki Tjahja Purnama berkantor. Mereka mendesak agar pemerintah, menuto grab car dan uber taxi, karena tidak resmi. Mereka mengatakan, Grab dan Uber melanggar undang-undang Lalu lintas dan angkutan jalan.
Komentar
Berita Terkait
-
Kecam Pemerkosaan di Taksi Online, Anggota DPR Desak Polisi Terapkan UU TPKS
-
Driver Taksi Rudapaksa Penumpang, DPR: Negara Tak Boleh Biarkan Perempuan Hidup Dalam Rasa Tak Aman
-
Teler Abis Nyabu, Sopir Taksi Online Todongkan Pistol hingga Perkosa Penumpang di Tol Kunciran
-
Polisi Tangkap Perampok yang Bunuh Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi, Apa Motifnya?
-
7 Rekomendasi Mobil 7 Seater Rp50 Jutaan Paling Irit untuk Taksi Online
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Geger Rusuh di Kalibata: Polisi Periksa 6 Saksi Kunci, Ungkap Detik Mengerikan
-
Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit
-
Eks Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan dan Satori Segera Ditahan, Ini Penjelasan KPK
-
KPK: Semua Anggota Komisi XI DPR Berpeluang Jadi Tersangka Korupsi BI-OJK
-
7 Fakta Mencekam Rusuh Kalibata: 2 Nyawa Matel Melayang, 100 Orang Mengamuk Brutal
-
5 Petani di Bengkulu Selatan Tertembak usai Konflik Lahan Memanas, Ini Kronologinya!
-
Pulang dari Rusia: Prabowo Minta Maaf di Aceh Tamiang, Pesan Jangan Tebang Pohon Sembarangan!
-
Komitmen Tata Kelola Kian Kuat, BNI Borong Dua Penghargaan ARA 2024
-
Ibu Hamil Turut Jadi Korban Kebakaran di Terra Drone, Menteri PPPA Soroti Perusahaan Tak Taat Aturan
-
Kronologi 2 Mata Elang Tewas Diamuk Massa di Kalibata, Kios dan Kendaraan Dibakar