Suara.com - Ribuan aparat keamanan gabungan TNI/Polri hingga kini masih memburu Santoso alias Abu Wardah dan sebanyak 20-an anggota kelompoknya di Poso, Sulawesi Tengah.
Santoso terpojok. Kelompok Santoso terpecah. Santoso tidak kuat, cuma beruntung. Aparat sudah mengidentifikasi tempat-tempat kelompok Santoso.
Begitulah antara lain pernyataan sejumlah petinggi keamanan negeri ini. Namun, aparat gabungan TNI/Polri serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menggelar Operasi Tinombala, belum berhasil menggulung terduga teroris paling dicari itu.
Presiden RI Jokowi telah menginstruksikan jajarannya untuk menghentikan Santoso dan kelompoknya. Sementara itu, korban di pihak TNI/Polri bertambah saat menjalankan tugas negara memburu kelompok Santoso. Sebaliknya, beredar video aktivitas Santoso dan sejumlah pengikutnya sedang membakar hewan buruan, bersenda gurau, bahkan berenang di sungai dalam suasana sukacita di lereng pegunungan di Poso.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol. Rudy Sufahriadi menegaskan bahwa Santoso dan kelompoknya sesungguhnya tidak kuat, cuma masih beruntung sehingga belum tertangkap sampai saat ini. "Kita jauh lebih kuat," katanya.
Mantan Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT itu mengatakan bahwa Operasi Tinombala sedang berupaya maksimal untuk menangkap Santoso dan pengikutnya.
Kapolda Sulteng memimpin langsung penangkapan Santoso dan kelompoknya. Kapolres Poso periode 2005 sampai dengan 2007 itu pun bertekad dapat menangkap Santoso dan kelompoknya secepat-cepatnya.
Mengenai apakah Santoso akan ditangkap hidup atau mati, Rudy, lulusan Akademi Kepolisian RI dan berpengalaman di bidang reserse itu mengatakan, "Kalau bisa ditangkap hidup, kenapa harus mati?" Namun, kata dia, Santoso itu bersenjata dan memiliki prinsip bahwa mati di tangan polisi itu adalah syahid, jadi ini juga diperhitungkan.
Jumlah anggota jaringan teroris MIT atau Kelompok Santoso saat ini berkisar antara 25 dan 30 orang dan diperkirakan telah berkurang setelah dua orang dari kelompok itu tewas pada tanggal 22 Maret dalam kontak senjata dengan aparat keamanan di Rompo, Napu, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso.
Selama Operasi Tinombala yang digelar sejak 9 Januari 2016, sudah delapan orang anggota Muhajidin Indonesia Timur itu yang tewas dan dua tertangkap hidup.
"Hambatan utama yang kami hadapi untuk segera meringkus Santoso dan pengikutnya adalah medan yang cukup berat," kata Kapolda Sulteng.
Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa kelompok Santoso di Poso makin tersudut oleh aparat gabungan TNI/Polri di wilayah yang lebih kecil. Luhut bahkan menggambarkan aparat telah berhasil menggiring mereka ke lokasi yang lebih kecil, kira-kira 5 x 5 km. Lokasi tersebut berada di satu daerah di dekat pegunungan dan aparat sudah mengidentifikasi tempat-tempat kelompok Santoso berada.
Pemerintah berharap Santoso mau turun gunung menyerahkan diri untuk menghindari hal-hal yang tidak perlu. Namun, Luhut menekankan aparat keamanan juga sudah mempersiapkan segala sesuatu, termasuk skenario terburuk yang akan terjadi.
Mengenai target Operasi Tinombala selama 6 bulan sejak Januari apakah berarti dalam periode itu Santoso beserta kelompoknya dapat digulung, Luhut tidak bisa menargetkan waktu untuk menangkap Santoso.
"Untuk melawan gerilya, negara mana pun di dunia ini tidak ada yang bisa menargetkan 1 bulan atau 2 bulan selesai," kata Luhut.
Operasi Tinombala merupakan kelanjutan dari Operasi Camar Maleo yang telah berjalan selama empat tahap dan berakhir pada 9 Januari lalu. Namun, Santoso belum kunjung tertangkap atau tertembak mati.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh