Suara.com - Putra Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Datuk Mohd Nazifuddin Najib, akhirnya angkat bicara soal kemunculan namanya dalam "The Panama Papers". Nazifuddin mengaku, dirinya tak lagi terlibat dalam dua perusahaan offshore yang tercantum dalam dokumen milik firma hukum Mossack Fonseca itu.
"Saya memangku jabatan direktur di dua perusahaan yang berbasis di British Virgin Islands (BVI), yakni Jay Marriot International dan PCJ International Venture Limited. Keduanya adalah perusahaan yang didirikan oleh firma hukum internasional Mossack Fonseca," jelas Nazifuddin seperti dikutip Asia One.
Kendati demikian, ia mengaku sudah mengalihkan seluruh saham perusahaan Jay Marriot yang ia miliki kepada saudara perempuan direktur Ch'ng Soon Sen dan mengundurkan diri pada tahun 2011.
Sementara itu, tambahnya, PCJ International sudah gulung tikar setelah didirikan pada tahun 2013 karena tidak ada transaksi bisnis, kata Nazifuddin dalam sebuah postingan di Facebook, menanggapi pertanyaan soal keterlibatannya dalam dua perusahaan itu.
"Tidak ada transaksi bisnis yang dibuat ketika saya masih terlibat di kedua perusahaan tersebut," kata Nazifuddin.
"The Panama Papers" merupakan data rahasia yang ditelisik dan diungkap ke publik pertama kali oleh surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung, dan diteruskan ke Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ). ICIJ sendiri melibatkan jurnalis dari 107 media di lebih dari 70 negara untuk 'mengeroyok' data rahasia yang berjumlah 11,5 juta lembar tersebut.
Nazifuddin mengatakan, ICIJ pun tidak menyebutkan adanya pelanggaran dari pengungkapan tersebut.
Dokumen firma hukum penyedia jasa pengelolaan keuangan asal Panama, Mossack Fonseca, yang bocor ke publik, menyeret sejumlah nama kepala negara, politisi, dan tokoh dunia. Sejumlah pengusaha dan perusahaan Indonesia juga tercantum dalam dokumen tersebut.
Mossack Foneca bisa mengalirkan dana pengguna jasanya ke perusahaan-perusahaan offshore, yakni perusahaan-perusahaan berbadan hukum yang berada di wilayah yurisdiksi di wilayah Tax Haven “Surga Pajak”.
Negara Surga Pajak sendiri merupakan negara yang memberlakukan pajak amat kecil, bahkan tak jarang tidak memberlakukan pajak sama sekali. Beberapa negara yang termasuk Surga Pajak adalah Swiss, British Virgin Islands, dan Siprus.
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat
-
Kasih Paham, Hidup ala ShopeeVIP Bikin Less Drama, More Saving