Suara.com - Terpidana mati kasus narkoba Fredy Budiman kembali masuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, setelah dipinjam oleh Mabes Polri sejak 8 April 2015.
Dari pantauan di Cilacap, Sabtu (16/4/2016), satu unit mobil Barracuda Brimob Kepolisian Daerah Jawa Tengah yang membawa Fredy Budiman tiba di Dermaga Wijayapura pada pukul 10.30 WIB dengan pengawalan personel Brimob dan Kepolisian Resor Cilacap.
Selanjutnya, mobil Barracuda itu naik ke Kapal Pengayoman IV yang akan menyeberangkannya ke Dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan.
Setelah menunggu selama beberapa menit, Kapal Pengayoman IV itu diberangkatkan menuju Pulau Nusakambangan pada pukul 10.35 WIB.
Saat dihubungi dari Cilacap, Kepala Lapas Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Hendra Eka Putra mengatakan bahwa Fredy Budiman akan menempati sel isolasi di Lapas Pasir Putih yang sebelumnya ditempati terpidana kasus terorisme.
"Tadi, ustaz Abu Bakar Ba'asyir sudah dipindahkan, naik pesawat. Gantinya, Fredy Budiman, dia akan menempati ruangan yang sebelumnya ditempati ustaz Ba'asyir," katanya.
Sebelumnya, terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir dipindahkan dari Lapas Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Selain Ba'asyir, salah seorang terpidana kasus terorisme lainnya, Muhammad Natsiruddin alias Cecep alias Tegar yang selama ini membantu mengurus kebutuhan sehari-hari pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) itu juga dipindah ke Lapas Gunung Sindur.
Ba'asyir dan Natsir dipindah dari Nusakambangan dengan mobil Barracuda menuju Bandara Tunggul Wulung Cilacap dan selanjutnya diterbangkan ke Pondok Cabe dengan menggunakan pesawat Cassa Kepolisian Republik Indonesia yang sebelumnya membawa Fredy Budiman dari Lapas Gunung Sindur.
Sementara itu, Fredy Budiman dibawa menuju Lapas Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, dengan menggunakan mobil Barracuda yang sebelumnya membawa Ba'asyir. (Antara)
Berita Terkait
-
Ekonomi Sirkular di Lapas Nusakambangan Bisa Raih Omzet Rp 5,4 Miliar
-
Kolaborasi BRI dan Kemenimipas: BLK Nusakambangan Jadi Harapan Baru WBP
-
1.300 Napi High Risk Dipindah ke Nusakambangan, Ada Apa?
-
Ulasan Novel Notes on an Execution: Catatan Terakhir Seorang Terpidana Mati
-
100 Napi Narkoba Riau Dikirim ke Nusakambangan karena Langgar Aturan Fatal
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri