Suara.com - Presiden Joko Widodo telah mendapatkan laporan atas penculikan empat anak buah kapal (ABK) WNI dalam pembajakan dua kapal berberdera Indonesia, yaitu Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi, pada Jumat (15/6/2016). Kapal itu dibajak di perairan perbatasan Malaysia dan Filipina.
"Iya betul (empat WNI diculik), tadi sudah lapor Presiden. Sekarang kami lagi monitor semua dengan cermat," kata Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (17/4/2016).
Luhut menuturkan, saat ini perusahaan pemilik kapal yang dibajak tersebut telah berangkat ke Filipina untuk bernegosiasi dengan kelompok yang pembajak yang menyulik empat WNI tersebut. Selain itu Pemerintah juga tengah memkaji langkah-langkah yang akan diambil untuk pembebasan sandera tersebut.
"Langkah-langkah apa yang harus kami lakukan, kami mau lihat dulu. Sekarang perusahaan yang berangkat ke sana untuk melakukan negosiasi," ujar dia.
Namun Luhut belum bisa memastikan apakah kelompok yang melakukan pembajakan dan penculikan WNI itu adalah kelompok milisi Abu Sayyaf atau tidak belum bisa dipastikan.
"Kami belum yakin betul apakah ini murni kelompok Abu Sayyaf atau sempalan-sempalannya," terang dia.
Menurut keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Sabtu (16/4), Kedua kapal tersebut dibajak dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina menuju Tarakan. Kapal-kapal yang dibajak tersebut membawa 10 orang ABK warga negara Indonesia.
Dalam peristiwa pembajakan itu, satu orang ABK tertembak, lima orang selamat dan empat orang lainnya diculik.
Satu ABK yang tertembak sudah diselamatkan oleh Polisi Maritim Malaysia ke wilayah Malaysia guna mendapatkan perawatan.
Berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh Kemlu RI, meskipun mengalami luka tembak, ABK asal Indonesia tersebut dalam kondisi stabil. Sementara, lima ABK lain yang selamat bersama kedua kapal dibawa oleh Polisi Maritim Malaysia ke Pelabuhan Lahat Datu, Malaysia.
Pihak Kemenlu RI terus melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak di dalam negeri maupun di Malaysia dan Filipina.
Selain itu, Konsulat RI di Tawau pun melakukan koordinasi dengan otoritas di Malaysia yang ada di wilayah tersebut.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta