Suara.com - Mantan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, membantah punya wewenang untuk mempengaruhi siapa pun di DPRD. Ia mengatakan jabatannya sebagai Ketua Komisi D tidak dapat memberikan pengaruh apa-apa untuk menggerakan siapa pun, baik itu di Badan Legislasi, Badan Musyawarah, maupun di rapat Paripurna DPRD.
"Artinya adalah suatu hal yang tidak mungkin, bahkan muskil adanya saya dapat mempengaruhi dan atau menggerakan dan atau menggiring, baik itu Balegda, Bamus maupun Paripurna serta anggota DPRD lainnya," kata Sanusi melalui keterangan pers tertulis diterima di Jakarta Senin(18/4/2016).
Oleh karena itu dia mengakui bahwa yang sepenuhnya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya saat ini adalah dirinya sendiri. Karenanya, dia membantah kalau kasus yang terungkap melalui operasi tangkap tangan pada tanggal 31 Maret 2014 lalu tersebut juga melibatkan partainya.
"Permasalahan hukum ini yang merupakan sepenuhnya berada di pundak saya sendiri, artinya permasalahn atas proses hukum yang sedang berjalan sepenuhnya dan sebenranya tidak ada keterkaitan dengan partai," lanjut dia.
Adik dari Wakil Ketua DPRD DKI, Mohamad Taufik tersebut pun menyampaikan permohonan maafnya kepada Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dan masyarakat yang telah dirugikannya.
"Dari lubuk hati yang terdalam, saya menyampaikan dalam kesempatan ini permohonan maaf kepada keluarga, masyarakat Jakarta, khususnya konstituen, dan Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto," tulis Sanusi.
KPK menangkap Sanusi pada 31 Maret lalu di Jakarta karena diduga menerima suap dari Agung Podomoro Land (APL). Suap itu diduga diberikan sebagai bagian dari upaya untuk mempengaruhi DPRD DKI Jakarta dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang reklamasi Pantai Utara Jakarta.
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada