Suara.com - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI berencana memanggil mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode sebelumnya untuk menanyakan perihal pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta. Hal itu disampaikan salam jumpa pers di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Selasa (19/4/2016).
Wakil Ketua Komisi III Desmond J. Mahesa menilai, pimpinan KPK sebelumnya bertanggungjawab dalam kasus yang tengah ditangani KPK, karena audit dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan pada tahun 2015 atas permintaan pimpinan KPK sebelumnya untuk melakukan audit pembelian lahan rumah sakit Sumber Waras.
"Karena saat BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) menyerahkan hasil audit, diterima pimpinan KPK sebelumnya, Pak Ruki (Taufiequrachman Ruki) dan komisioner lainnya. Apa yang dilakukan BPK merupakan inisiatif pimpinan KPK,"ujar Desmon.
Tak hanya itu, usai menemui pimpinan BPK, Komisi III DPR juga mendapatkan laporan penyimpangan dari audit yang dilakukan BPK baik yang ditindaklanjuti maupun tidak ditindaklanjuti.
"Jadi data-data itu kita sangat jelas, nanti akan kita gunakan ke mitra kami di Komisi III, kejaksaan, kepolisian dan BPK untuk menindaknya, "ucapnya.
Lebih lanjut, kata Desmond, DPR terus mendalami audit yang dilakukan BPK.
"Persoalan posisi sumber waras dalam konteks audit investigasi. Kami masih memperdalam dari audit ini untuk mengonfirmasi data-data yang sebenarnya," ungkapnya.
Kunjungan Komisi III DPR RI ke BPK bertujuan mengadakan rapat konsultasi dengan Pimpinan BPK terkait pembelian lahan RS Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta yang diindikasi merugikan negara sebesar Rp 191 miliar.
Tag
Berita Terkait
-
KPK Lakukan Kajian Program Makan Bergizi Gratis untuk Cegah Korupsi
-
KPK Kaji Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis di Tengah Ancaman Korupsi
-
KPK Dalami Dugaan Penyimpangan Kuota Haji, Ketua Koperasi Amphuri Bangkut Melayani Diperiksa
-
Eks Dirut Antam Arie Ariotedjo Ternyata Diam-diam Sudah Diperiksa KPK, Kasus Korupsi Rp100 M Disorot
-
Diam-diam Periksa Ayah Eks Menpora Dito Ariotedjo, KPK Minta Maaf Baru Umumkan Hari Ini, Mengapa?
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 Oktober 2025, Banjir 16.000 Gems dan Pemain Acak 106-110
Pilihan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Indef: Sentimen Negatif Terhadap BGN Negatif Sekali, dalam Etika Pejabatnya Sudah Harus Mundur
-
2 Wanita jadi Korban, Kronologi Mengerikan Ledakan Dahsyat di Cengkareng, Regulator Gas Biang Kerok?
-
Terekam CCTV! Detik-detik Tabung Gas 12 Kg Meledak di Cengkareng, Rumah Hancur, 2 Terluka
-
Respons Cepat Dedi Mulyadi Atas Protes Viral Rieke Diah Pitaloka Soal Jalan Hancur di Cikidang
-
Analis Politik 'Roasting' PSI: Gimmick 'Bapak J' Cuma Tanda Partai Lemah dan Miskin Gagasan
-
Minta Maaf Usai Viral, Legislator Dheninda Chaerunnisa Bantah Cibir Pendemo: Ya Allah, Buat Apa?
-
BGN Sebut Rp10 Ribu Cukup untuk Menu MBG Ayam dan Telur: Presiden Sendiri yang Hitung
-
Suara Ibu Indonesia Minta MBG Disetop: Moratorium dan Evaluasi Total!
-
Isu Panas Ekstrem di Jakarta Tidak Benar, Gubernur Pramono: Cuaca Normal, Tiga Hari ke Depan Hujan
-
Lima Terdakwa Kasus Korupsi Impor Gula Dituntut 4 Tahun Penjara