Suara.com - Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) pada Rabu (20/4/2016) menyatakan adanya 500 pengungsi dan migran diduga telah kehilangan nyawa mereka setelah perahu yang kelebihan penumpang tenggelam di Laut Tengah antara Libya dan Italia.
Peristiwa tersebut, jika terbukti benar, dapat menjadi salah satu tragedi paling buruk yang melibatkan pengungsi dan migran dalam 12 bulan belakangan.
Sebanyak 41 orang dalam kecelakaan itu --37 lelaki, tiga perempuan dan anak yang berusia tiga tahun-- diselamatkan oleh satu kapal dagang dan dibawa ke Kalamata di Semenanjung Peloponnese di Yunani, pada Sabtu, kata Kantor Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) di dalam satu siaran pers.
"Tim UNHCR "telah mewawancarai para penyintas mengenai perahu yang kelebihan penumpang yang tenggelam di Laut Tengah dalam peristiwa yang bisa menjadi tragedi terburuk yang melibatkan pengungsi dan migran dalam 12 bulan belakangan," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan.
Mereka yang diselamatkan meliputi 23 warga negara Somalia, 11 Ethiopia, enam orang Mesir dan satu warga Sudan, kata Juru Bicara PBB tersebut.
Sementara musim panas mendekat dan laut menjadi lebih tenang, tragedi itu mungkin awal dari krisis yang mungkin lebih parah, kata beberapa laporan.
Sepanjang tahun ini, sebanyak 25.000 pengungsi telah mencapai pantai Italia dari Afrika Utara, kata Pemerintah Italia.
Sementara jumlah pengungsi yang tiba selama masa yang sama lebih dari 24.000 tahun lalu, PBB dan organisasi lain pengungsi menduga lebih banyak orang menempuh resiko dengan naik perahu rapuh untuk menyeberangi Laut Tengah.
Para penyintas tersebut mengatakan kepada staf UNHCR mereka telah menjadi bagian dari sebanyak 100 sampai 200 orang yang berangkat pekan lalu dari wilayah di dekat Tobruk di Libya dengan naik perahu sepanjang 30 meter.
"Setelah beberapa jam di laut, para penyelundup yang bertugas di perahu berusaha memindahkan penumpang ke kapal yang lebih besar yang membawa ratusan orang dalam kondisi yang sangat berdesak-desakkan," kata UNHCR di dalam satu pernyataan, sebagaimana diberitakan Xinhua.
"Selama pemindahan itu, kapal yang lebih besar tersebut terbalik dan tenggelam." tambah pernyataan itu.
Sepanjang tahun ini, lebih dari 179.000 pengungsi dan migran telah mencapai Eropa melalui Laut Tengah dan Laut Aegea, dan sedikitnya 761 orang telah tewas atau hilang selama pelayaran itu, kata Dujarric.
Para penyintas tersebut meliputi orang yang belum naik ke kapal yang lebih besar, serta sebagian berenang kembali ke perahu yang lebih kecil. Mereka hanyut di laut, mungkin, selama tiga hari sebelum dilihat dan diselamatkan, kata badan dunia itu.
UNHCR mengunjungi para penyintas di stadion lokal di Kalamat, tempat mereka telah ditampung untuk sementara oleh pemerintah setempat sementara menjalani prosedur pemeriksaan. (Antara)
Berita Terkait
-
Dorong Gencatan Senjata, Jokowi: Tragedi Kemanusiaan di Palestina Tak Bisa Ditolerir Sedikitpun
-
Awalnya Tak Peduli Perang di Gaza, Pak RT Jelasakan Alasan Warga Palmerah Kompak Pasang Bendera Palestina
-
Tuntut Keadilan, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Geruduk Mabes Polri
-
Gas Air Mata Polisi di Kanjuruhan Sebabkan Pelanggaran HAM: Hak Keadilan hingga Hak Hidup
-
Komnas HAM Nyatakan Gas Air Mata Penyebab Utama Terjadinya Tragedi Kanjuruhan
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Kaesang Blak-blakan Target PSI di Pemilu 2029: Ini Momentum Pembuktian Kami!
-
Pegawai Bandara Soetta Dalangi Penipuan Lowongan Pilot, Raup Rp1,3 Miliar dari Korban
-
Mahfud MD: Utang Whoosh Wajib Dibayar, tapi Korupsi Harus Tetap Diusut KPK
-
PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Dasco: DPR Kaji Putusan MK soal Anggota Polri Tak Boleh Duduki Jabatan Sipil
-
Kontroversial! Mahasiswa Diskorsing Usai Rencanakan Diskusi 'Soeharto Bukan Pahlawan' di Kampus
-
Kaesang Blak-blakan Soal Cacian PSI: Kita Ini Gajah, Biarkan Saja!
-
Jelang HUT ke-11, Kaesang Sebut PSI Masuki Era Baru dan Siapkan Strategi AI untuk Pemilu 2029
-
Kebakaran Hebat di Palmerah Hanguskan 50 Rumah, 350 Warga Mengungsi
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap