Suara.com - Kepala cabang Korea Selatan dari perusahaan produsen desinfektan asal Inggris jadi bulan-bulanan saat menyampaikan permintaan maaf di hadapan publik. Sang kepala cabang meminta maaf setelah produk desinfektan perusahaannya dituding jadi penyebab kematian lebih dari 100 orang di Korea Selatan.
Sambil meneriakkan "sudah terlambat" dan "tiada ampun", massa yang terdiri dari kerabat korban merangsek naik podium tempat di mana Atar Safdar, kepala cabang Oxy Reckitt Benckiser Korea Selatan, sedang menyampaikan permintaan maafnya di sebuah hotel di Seoul, Senin (2/5/2016).
Safdar ditampar dan didorong berulang kali dalam acara yang berubah menjadi ricuh tersebut. Setelah keadaan menjadi sedikit tenang, Safdar melanjutkan pernyataannya dan mengungkapkan permintaan maaf mendalam kepada seluruh korban dan menjanjikan uang kompensasi yang pantas.
Kasus ini mengemuka saat empat orang perempuan hamil meninggal dunia akibat masalah paru-paru tanpa penyebab yang jelas pada tahun 2011 silam.
Sebuah penyelidikan yang dilakukan pemerintah menemukan adanya hubungan antara kerusakan paru-paru korban dengan produk desinfektan udara yang dipakai di rumah mereka.
Sebagian besar korban menggunakan Oxy Ssak Ssak, sebuah merek desinfektan udara cair yang dijual Reckitt Benckiser di Korea Selatan sejak 2001 hingga ditarik dari peredaran pada tahun 2011. Produk tersebut dituding menjadi penyebab 103 kematian, di mana sebagian besar terdiri atas perempuan dan anak-anak.
Sejumlah merek desinfektan lain yang dituding sebagai penyebab kematian antara lain Wiselect buatan Lotte Mart, dan Cefu.
"Oxy RB menerima tanggung jawab atas produk Oxy RB dan lamban memberikan pengobatan yang memadai," kata Safdar.
Safdar juga mengumumkan pihaknya menyediakan lima miliar Won sebagai bantuan bagi mereka yang terdampak. Sebelumnya, Oxy juga mendonasikan dana dengan jumlah yang sama untuk bantuan dana dari Kementerian Lingkungan Korea Selatan.
Reckitt Benckisser menjual lebih dari 120 jenis barang rumah tangga dan lima produk medis di Korea Selatan, termasuk permen pelega tenggorokan Strepsils dan obat lambung Gaviscon.
Sempat terjadi pemboikotan produk Oxy karena pihak perusahaan dinilai terlalu lama meminta maaf atas hal tersebut.
Pekan lalu, sekitar 3.000 ahli farmasi di Busan berhenti menjual produk Oxy dan mendesak perusahaan bertanggungjawab secara sosial dan moral terhadap para korban.
Dalam kasus Cefu, yang diyakini telah mengakibatkan kematian 14 orang, jaksa penuntut menemukan bukti bahwa perusahaan pembuatnya, Butterfly Effect, membuat produk tanpa pengetahuan profesional.
Kepala Butterfly Effect, yang bernama belakang Oh, mengaku kepada jaksa bahwa dirinya mendapat resep pembuatan produk dari internet dan data riset.
Cefu diketahui mengandung bahan kimia bernama PGH, yang diyakini lebih berbahaya ketimbang PHMG, bahan utama pembuat Oxy Ssak Ssak.
Sementara itu, dua pekan lalu, Lotte Mart menyampaikan permintaan maaf resmi dan mengatakan akan memberikan 10 miliar Won sebagai kompensasi bagi korban dan keluarga mereka. Pemerintah Korea Selatan mengatakan, 22 orang tewas setelah menggunakan Wiselect buatan Lotte. (Asia One/AFP)
Berita Terkait
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Mulai Babak Baru! Jung So Min Resmi Gabung dengan Agensi Hiin Entertainment
-
Bintangi The Judge Returns, Park Hee Soon Kagum dengan Karakternya Sendiri
-
EXO Hidupkan Lagi Konsep Superpower di Trailer Album Penuh ke-8, REVERXE
-
Pancarkan Aura Seram, Eum Moon Suk Jadi Villain Baru Tak Terduga di Taxi Driver 3
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Api Mengamuk di Pasar Kramat Jati, Pedagang Rugi Besar Barang Dagangan Baru Turun Ludes Terbakar
-
Merak Siap Layani Kebutuhan EV Selama Nataru, PLN Pastikan SPKLU dan Petugas Siaga 24 Jam
-
Kesaksian Ridwan saat Pasar Induk Kramat Jati Terbakar: Ada Ledakan, Diduga dari Toko Plastik
-
Imbas Kebakaran di Pasar Induk, Empat Rute TransJakarta Terdampak
-
KPK Panggil Zarof Ricar sebagai Saksi Kasus TPPU Hasbi Hasan
-
Ledakan Terdengar Dua Kali, Pasar Induk Kramat Jati Kebakaran Pagi Ini
-
Tiket Kereta Nataru 2025 Diserbu, Catat Tanggal Terpadatnya
-
DPRD DKI Galang Rp 359 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi