Suara.com - Pemerintah Afghanistan berusaha untuk berhati-hati menghadapi para ulama konservatif yang diasumsikan pro terhadap kepemimpinan Taliban. Menurut salah seorang pejabat, kaum ulama konservatif diduga menjadi pendukung setia ortodoks garis keras yang tidak mungkin untuk mendukung pembicaraan damai.
Sehari setelah Pemerintah Afganistan mengumumkan bahwa Haibadullah Akhundzada akan mengambil alih setelah kepemimpinan Taliban setelah Mullah Akhtar Mansour tewas dalam serangan pesawat tak berawak milik Amerika Serikat di Pakistan, para pejabat pada Kamis (26/5/2016) menyatakan bahwa pemimpin baru Taliban tersebut merupakan sosok yang sangat gigih menerapkan syariat Islam yang ketat.
Menurut Jenderal Abdul Razeq, komandan kepolisian Afganistan, Akhundzada di tempat wilayah kediamannya Kandahar dikenal sebagai salah satu hakim senior pemberontakan Taliban. Bahkan Akhundzada diduga bertanggung jawab untuk mengeluarkan serangkaian hukuman mati terhadap penentang Mansour.
Para pejabat pemerintah Afganistan mengatakan ia muncul untuk mendukung kembalinya pemerintahan Islam yang keras seperti era rezim Taliban. Kini Taliban telah digulingkan oleh pasukan yang dipimpin AS pada tahun 2001. Jika rezim Taliban kembali berkuasa, ini akan menjadi sesuatu yang tidak akan diterima oleh pemerintah Afghanistan dan negara-negara Barat yang selama ini menjadi pendukungnya.
"Dia adalah seorang ulama agama yang sederhana," kata Haji Agha Lalai, seorang penasehat Presiden Ashraf Ghani. Haji Aghai menambahkan bahwa Akhundzada akan sangat bergantung pada wakilnya Sirajuddin Haqqani, pemimpin jaringan Haqqani yang ditakuti di medan perang.
Untuk saat ini, pemerintah Afghanistan dan sekutu NATO-nya tidak melihat gejala perlawanan yang kuat dalam pertempuran. Akhundzada diduga sedang mengkonsolidasikan posisinya untuk meningkatkan kekuatannya dan menunjukkan tekadnya untuk melawan.
"Ini semua spekulasi pada saat ke mana dia akan pergi," kata Brigadir Jenderal Charles Cleveland, juru bicara misi Dukungan Utama NATO.
"Dalam jangka pendek, meskipun kita tidak mengharapkan untuk melihat perubahan yang signifikan di medan perang," katanya kepada wartawan.
Para pejabat Afghanistan yang hadir pada pertemuan melihat Akhundzada merupakan tokoh pemersatu yang bisa menyembuhkan perpecahan yang muncul selama masa kepemimpinan Mansour. (Reuters)
Berita Terkait
-
Review Film 13 Days, 13 Nights: Ketegangan Evakuasi di Tengah Badai Taliban
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
-
Afghanistan Pulihkan Akses Internet 48 Jam Setelah Penutupan Taliban
-
5 Fakta Gempa Afghanistan Magnitudo 6: Jalan Putus, Lebih 250 Orang Tewas!
-
Peluru Taliban yang Menyalakan Perjuangan Malala untuk Pendidikan
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh