Suara.com - Salah satu inisiator relawan Teman Ahok, Singgih Widyastomo, mengungkapkan awal mula pembentukan komunitas Teman Ahok. Tema Ahok merupakan relawan yang menggalang fotokopi KTP warga Jakarta sebagai tiket bagi Basuki Tjahaja Purnama dan Heru Budi Hartono untuk mendaftar ke KPUD DKI Jakarta sebagai calon gubernur dan wakil gubernur lewat jalur non partai politik.
Ternyata, penggagas relawan Teman Ahok adalah mantan relawan Jakarta Baru.
Singgih mengatakan komunitas Jakarta baru dulu merupakan tim pemenangan Joko Widodo dan Ahok di pilkada Jakarta tahun 2012.
"Kami dari relawan Jakarta Baru. Empat pendiri Teman Ahok alumni Jakarta Baru 2012," kata Singgih di acara Teman Ahok Fair, gudang Sarinah Ecosystem, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (29/5/2016).
Singgih merupakan salah satu dari empat inisiator. Ketika masih menjadi relawan Jakarta Baru, Singgih masih kuliah.
"Masih muda di bawah 25 tahun. Saya masih kuliah," katanya.
Komunitas Teman Ahok mulai muncul ketika Ahok menggantikan posisi Jokowi sebagai gubernur Jakarta. Jokowi terpilih menjadi Presiden di pemilu 2014 bersama Jusuf Kalla.
Teman Ahok terbentuk, tepatnya ketika warga Jakarta melakukan aksi mendukung Ahok dalam menghadapi perseteruan dengan DPRD yang kemudian dikenal sebagai aksi Lawan Begal APBD. Ketika itu, Ahok sudah keluar dari Partai Gerindra sehingga praktis dia tidak punya dukungan partai.
"Waktu kita bikin lawan begal itu di CFD beberapa kali. Pas Ahok keluar dari Gerindra dia nggak punya partai," kata Singgih.
Aksi Lawan Begal APBD ketika itu, kata Singgih, sempat dilarang Ahok. Sebab, Ahok punya ketentuan jangan menggunakan momentum car free day untuk aksi massa, kecuali olahraga.
"Kita mau bikin lagi nggak boleh sama Pak Ahok. Karena nggak boleh ada apapun kegiatan politik di CFD. Makanya kita mulai nggak bisa kaya gini. Kita harus majuin lagi lewat independen," kata dia.
Sejak Teman Ahok dideklarasikan, warga antusiasme mendukung. Awal pertemuan dengan Ahok ketika relawan kesepakatan untuk mendukung Ahok kembali maju ke pilkada lewat jalur non partai politik.
"Kami komunikasi pas dapat 500 ribu KTP baru komunikasi. Kami sebelumnya kirim undangan ke bapak belum ada jawaban. Pas 500 ribu baru, oke," kata dia.
Meski didukung, kata Singgih, relawan dan Ahok sangat jarang bertemu. Bahkan, sampai hari ini, jumlah pertemuannya masih bisa dihitung dengan jari.
"Ketemu Pak Ahok bisa dihitung. Pertama di balkot (Balai Kota). Kedua di kediaman beliau. Ketiga colongan di acara TV," kata Singgih.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
-
70 Cagar Budaya Ikonik Sumatra Rusak Diterjang Bencana, Menbud Fadli Zon Bergerak Cepat
-
Waspada Air Laut Tembus Tanggul Pantai Mutiara, Pemprov Target Perbaikan Rampung 2027
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting