Suara.com - Partai Golkar mengumumkan kepengurusan periode 2016-2019 di bawah kepemimpinan Setya Novanto. Ada 247 kader yang masuk kepengurusan ini dan diklaim sudah mengakomodir seluruh pihak.
"Pengurusan ini cukup pendek, tinggal tiga tahun lagi. Sementara agenda politik membentak, Pilkada 2017 dan 2018, serta Pileg dan Pilpres yang serentak pada 2019. Karenanya diperlukan percepatan kaderisasi, dan konsolidasi," kata Setya dalam sambutannya di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (30/5/2016).
Dia berharap, kepengurusan yang terbentuk ini akan bertransformasi menjadi Partai Golkar yang modern dan Jaya. Dia pun berharap, pengurus yang dibentuk ini bisa bekerja dengan maksimal dalam masa bakti yang pendek ini.
"Saya beri nama kepengurusan in sebagai kepengurusan 'akselarasi kerja'. Karena ke depan kami ingin bekerja, bekerja dan bekerja," kata dia.
Setya Novanto mengatakan, dalam penyusunan kepengurusan ini ada beberapa prinsip yang menjadi pertimbangan. Yang pertama, nuansa rekonsiliasi harus terwujud. Karenanya, dia mengatakan kepengurusan ini disusun secara proporsional dan sesuai dengan ketentuan organisasi sambil mengakomodir calon ketua umum yang gugur dalam Munaslub lalu.
Pertimbangan kedua adalah soal implementasi visi negara kesejahteraan yang harus tercermin dalam struktur di DPP Partai Golkar. Kemudian, ketiga, modernisasi partai. Keempat, mencerminkan Indonesia dan Kebhinekatungalikaan.
Kelima, regenerasi kepengurusan dan memberi tempat yang besar kepengurusan untuk anak muda. Keenam keterwakilan perempuan, yang sesuai dengan UU Partai Politik mensyaratkan 30 persen dari total kepengurusan.
Kenam, menggunakan prinsip right man on the right place. Dan pertimbangan ketujuh adalah penyesuaian personalia dan latarbelakang yaung dimiliki.
"Semua kami pertimbangan. Sehingga kepengurusan bisa bergerak dengan cepat," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Satgas PKH Tertibkan Tambang Ilegal di Maluku Utara: 100 Hektar Hutan Disegel, Denda Menanti!
-
Diungkap KPK, Ustaz Khalid Basalamah Beralih dari Haji Furoda ke Khusus Gegara Dihasut Oknum Kemenag
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal
-
Tanggapi Komeng dan Pramono Soal Banjir, PSI Desak Pemprov DKI Ikut Perbaiki Wilayah Hulu
-
Bus Transjakarta Pagi-pagi Buta Tabrak 4 Ruko di Cakung Jaktim, Banyak Korban!
-
Rp 1 Triliun Menguap, Siapa Oknum Pejabat Kemenag yang Dilobi Asosiasi Travel Haji di Jakarta?
-
Buka Peluang Periksa Menhut Raja Juli dan Eks Menteri LHK Siti Nurbaya, KPK Ungkap Alasannya!
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar