Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa Vietnam dan Kamboja mendukung usulan Indonesia soal standar upah minimum bagi para pekerja di negara-negara anggota ASEAN.
Menurut JK, perlunya ASEAN menjaga jangan sampai para tenaga kerja ASEAN dieksploitasi saat di acara World Economic Forum on ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (2/6/2016).
Menurut dia, dalam waktu dekat akan ada pertemuan menteri-menteri tenaga kerja di ASEAN. "Semua setuju, Kamboja juga setuju," ujar JK.
Pihaknya tidak menginginkan negara-negara di ASEAN dipersaingkan soal rendahnya upah buruh oleh perusahaan-perusahaan besar multinasional.
"Persaingan itu baik, selama kita tidak dirugikan oleh penekanan upah buruh karena bahan baku sama, pabrik juga sama," ujar Wapres.
Pihaknya akan mengundang Sekjen ASEAN untuk membicarakan persoalan tersebut bersama dengan Vietnam dan Kamboja.
"Indonesia, Vietnam, dan Kamboja banyak tenaga kerja. Mungkin juga kita ajak Bangladesh, Malaysia, Singapura, dan Thailand saja upahnya bisa tinggi," ujarnya.
Saat berbicara di WEF, Rabu (1/6), Wapres mendesak diberlakukannya standar upah minimum ASEAN. Ia mencontohkan produsen sepatu dan garmen berskala internasional yang memindahkan pabriknya dari Indonesia ke Vietnam dan Kamboja dengan alasan upah buruh lebih murah.
"Mereka memproduksi sepatu dan garmen dengan harga 15 dolar, tapi dijualnya dengan harga 100 dolar. Jangan kita dipermainkan seperti itu. Jangan pula buruh dieksploitasi," katanya.
WEF on ASEAN di Kuala Lumpur pada 1-2 Juni 2016 dihadiri sejumlah kepala negara dan pemimpin pemerintahan dari Malaysia, Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan Timor Leste.
Di sela-sela WEF, Wapres Kalla dua kali melakukan pertemuan bilateral, masing-masing dengan PM Malaysia Mohamad Najib Tun Abdul Razak dan Wakil PM Vietnam Trinh Dinh Dung. Selain itu, Wapres juga menemui Sekjen Amnesty International Salil Shetty. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Finalisasi Perpres Tata Kelola MBG, Istana Pastikan Rampung Minggu Ini
-
Pengunjung HUT ke-80 TNI di Monas Membludak, Transjakarta Tambah 150 Armada
-
Penampakan Mobil Pengasuh Ponpes Al Khoziny usai Tertimpa Musala Roboh, Harganya Rp1 M?
-
DNA Dikirim ke Jakarta, Tim DVI Kerja Maraton Identifikasi 6 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny
-
Siapa Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem, Doktor Harvard dan Aktivis '66, Turun Gunung ke Pengadilan
-
Buka SPEKIX 2025, Mendagri: Ruang Merayakan Keberanian dan Kreativitas Anak Istimewa
-
Siapa Pengasuh Ponpes Al Khoziny? Publik Ramai-Ramai Tuntut Tanggung Jawab
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, Prabowo Perintahkan Audit Total Bangunan Pesantren Se-Indonesia
-
Angkat Para Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Seberapa Kaya Cak Imin?
-
Sudah 37 Jenazah Ditemukan di Reruntuhan Al Khoziny, Tim SAR Hadapi Ancaman Penyakit dan Beton