Suara.com - Ratusan penumpang kapal feri dari Situbondo menuju Kepulauan Raas, Madura yang tidak mendapatkan tiket. Sebab kapasitas kapal terbatas.
Akhirnya mereka memilih menggunakan kapal layar motor atau kapal tradisional untuk pulang ke kampung halamannya untuk merayakan Lebaran. Perahu yang digunakan terbuat dari kayu.
"Kami bersama ratusan penumpang lainnya terpaksa menggunakan perahu kayu," ujar Puspa Wardana, salah satu penumpang kapal layar motor yang akan pulang ke kampung halamannya Raas, Kamis (23/6/2016).
Ia kecewa dengan pelayanan di Pelabuhan Feri Jangkar yang tidak mampu mengantisipasi lonjakan penumpang menjelang Lebaran yang biasanya terus meningkat.
Sehingga dari sekitar 300 penumpang kapal dari Situbondo ke Kepulauan Raas, Madura, pada Selasa (21/6/2016) pagi hanya 116 orang yang dapat diangkut menggunakan Kapal Motor Penumpang (KMP) Satya Kencana.
Sementara sekitar 180 penumpang lainnya, kata dia, terpaksa menggunakan transportasi perahu kayu atau kapal tradisional agar dapat pulang ke kampung halamannya lebih cepat. Karena jika harus menunggu jadwal keberangkatan kapal feri, baru bisa mendapatkan tiket pada Selasa (28/6/2016) pekan depan.
"Jadwal berlayar kapal feri kan satu minggu sekali, jadi saya bersama teman-teman yang lainnya harus naik perahu kayu ini. Daripada saya berlama-lama di pelabuhan lebih baik nekat saja naik kapal layar motor. Meskipun memang sangat berisiko dibanding naik kapal feri," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pelabuhan Jangkar Juni Dwi Hanggoro mengatakan tidak dapat berbuat banyak karena memang sejak 1-25 Juni armada kapal yang beroperasi di lintasan Jangkar-Madura hanya satu, sedangkan satu kapal lainnya masih dalam perbaikan (dok) di Surabaya.
"Satu kapal feri yang beropersi sekarang sementara hanya satu, yakni KMP Satya Kencana. Dan kapal feri ini hanya memiliki kapasitas 116 penumpang dari sertifikat kapal dan surat persetujuan berlayar atau SPB yang dikeluarkan Syahbandar," tuturnya.
Ia menyampaikan hingga saat ini, banyak penumpang kapal yang memilih menggunakan kapal layar motor (perahu tradisional) melalui pelabuhan tradisional yang tak jauh dari pelabuhan feri.
"Dari dulu memang sebelum ada rute layar kapal feri ke Kepulauan Raas, Madura, pemudik biasa menggunakan perahu kayu itu untuk pulang kampung menjelang Lebaran," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Gaungkan Jurnalisme Berkualitas, Forum Pemred Gelar Run For Good Journalism 2025 Besok
-
Tak Berkutik! Pria Viral yang Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal Diringkus di Cilincing
-
Tingkatkan Literasi Perlindungan Jaminan Sosial Pekerja, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Acara Bedah Buku
-
Dari Duren Sawit ke Padalarang: Polda Metro Ungkap Penyelundupan Pakaian Bekas Impor 207 Ballpress!
-
Kejuaraan Atletik Asia Tenggara, Sumut Catatkan Rekor Baru
-
Manfaatkan Aset Daerah, Pemprov Sumut Ajukan Ranperda Tambahan Modal ke Bank Sumut
-
41 Ribu Siswa di Nias Nikmati Sekolah Gratis Program PUBG Mulai Tahun Depan
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Komisi III DPR Bakal Bentuk Panja Reformasi Polri hingga Pengadilan, Bakal Disahkan Pekan Depan
-
Terungkap! Ini Sosok Misterius Mirip Ayah yang Diduga Bawa Kabur Alvaro