Suara.com - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Nasional Demokrat Irma Suryani Chaniago menilai Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan kecolongan kasus peredaran vaksin palsu untuk balita.
"Menurut saya Kementerian Kesehatan dan BPOM kecolongan soal ini, vaksin itu kan konsumennya RS, klinik dan faskes satu (puskesmas ). Nah sejak pemerintahan Joko Widodo dan JK, kan semua obat untuk RSUD dan puskesmas harus dengan e-katalog sehingga rasanya nggak mungkin vaksin palsu bisa masuk," kata Irma kepada Suara.com, Jumat (24/6/2016).
Irma mengatakan vaksin merupakan jenis obat yang seharusnya disaring secara ketat sebelum diberikan kepada pasien.
Irma meminta pengelola rumah sakit dan klinik, khususnya swasta, lebih berhati-hati belanja obat-obatan.
"Yang perlu berhati hati adalah rumah sakit swasta, klinik swasta dan oknum-oknum di faskes satu, yang tidak bertanggungjawab. Memilih harga murah, tanpa mau tahu itu vaksin original atau palsu," kata Irma.
Vaksin merupakan obat wajib untuk bayi di bawah lima tahun. Biasanya, vaksin berupa cairan injeksi yang disuntikkan ke bagian tubuh atau disuntikkan ke cairan infus. Vaksin dibutuhkan sebagai antisipasi terhadap penyakit folio, hepatitis, antisnake, dan sebagainya.
Saat ini, polisi telah mengamankan 10 orang yang terlibat dalam sindikat pemalsuan vaksin. Kesepuluh orang tersebut terdiri dari lima produsen, dua kurir, dua penjual termasuk pemilik apotek di Bekasi berinisial J, dan satu orang yang mencetak label. Polisi juga menangkap tiga orang lagi di Subang, Jawa Barat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'