Suara.com - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan pemerintah Inggris sedang menstabilkan pemerintahan setelah keluarnya hasil referendum 23 Juni 2016, yang menyatakan Inggris keluar dari Uni Eropa.
"Ada banyak pertanyaan tentang bagaimana ke depannya dan kami tidak bisa menjawab semuanya hari ini. Namun, seperti apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri David Cameron, pemerintah Inggris akan terus mencoba menstabilkan pemerintahan dan menyerahkan tampuk pemerintahan kepada perdana menteri yang baru pada bulan Oktober mendatang," katanya pada konferensi pers di Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia, Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Dubes Moazzam mengatakan bahwa kampanye referendum itu merupakan perjuangan yang sangat keras. Ada banyak orang yang kecewa atas perubahan tersebut dan ada juga yang gembira dengan prospek menciptakan sebuah visi baru Inggris pada abad ke-21.
Ia mengatakan bahwa Inggris akan tetap menjadi rumah bagi 65 juta warganya yang datang dari berbagai latar belakang ras dan keyakinan yang berbeda-beda tetapi tetap satu dalam sebuah demokrasi.
"Kami akan tetap menjadi negara yang masuk dalam kategori 10 ekonomi terbesar dunia yang memiliki orientasi eksternal yang terbuka, inovatif, serta berkomitmen mewujudkan sistem peraturan yang berbasis internasional," tuturnya.
Selain itu, dia menambahkan bahwa Inggris akan tetap menjadi anggota G20 (kelompok 20 ekonomi utama), G7 (kelompok tujuh ekonomi utama), Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Organisasi Perjanjian Atlantik-Utara (NATO).
Inggris juga akan tetap menjadi satu-satunya negara yang berkomitmen mengalokasikan dana 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk belanja pertahanan dan sebanyak 0,7 persen dari pendapatan nasional untuk bantuan pembangunan.
Tag
Berita Terkait
-
IEU-CEPA Disepakati, Uni Eropa Lirik Industri F&B hingga Energi Terbarukan Indonesia
-
Uni Eropa Gagal Sepakati Target Iklim 2035, Hanya Bawa Pernyataan Niat ke PBB
-
Rencana Kontroversial Eropa: 'Beli Kuota Dosa' untuk Penuhi Target Iklim? Masa Depan Bumi Terancam!
-
BYD Ekspor Mobil Listrik dari Thailand, Hindari Tarif Tinggi Uni Eropa
-
Menko Airlangga Blak-blakan WTO Dukung RI dalam Sengketa Biodiesel dengan Uni Eropa
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
Terkini
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis
-
Jenderal Bintang Dua Terseret Sengketa Lahan Jusuf Kalla, Mabes AD Turun Tangan
-
Video Aksi Koboi di Tebet, Pulang Kerja Dihadang dan Diancam Tembak