Suara.com - GubernurJakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sudah lama mencurigai Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta. Ahok makin curiga setelah mengetahui oknum dinas di bawah kepemimpinan Ika Lestari Aji menerima uang sekitar Rp9,6 miliar pada Januari 2016 untuk memuluskan transaksi pembelian tanah. Kini kasus tersebut telah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Terus saya juga curiga, begitu ada gratifikasi, saya juga baru inget," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (29/6/2016).
Masalah tersebut menyusul terungkapnya kasus Pemerintah Jakarta membeli tanah miliknya sendiri sebesar Rp648 miliar pada 13 November 2015. Tanah seluas 4,6 hektare tersebut berada di Jalan Lingkar Luar Cengkareng, Jakarta Barat. Harga beli itu adalah kesepakatan Dinas Perumahan dan Gedung dengan penjualnya Rp14,1 juta per meter persegi. Padahal nilai jual obyek pajak wilayah itu Rp6,2 juta. Pemilik tanahnya dulu Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan. Pembelian tanah untuk pembangunan rumah susun tersebut merupakan temuan Badan Pemeriksa Keuangan pada audit anggaran 2015 yang dibuka awal Juni 2016.
Ahok merasa heran kenapa selama ini setiap kali dinas perumahan ingin membeli tanah, selalu bertanya kepadanya. Padahal, urusan tersebut merupakan kewenangan dinas.
"Kenapa beli lahan tanya saya mulu gitu lho? Urusan lahan kan bukan urusan saya. Kalau orang sodorin di depan paling saya tulis periksa di appraisar supaya sesuai aturan masa mau deal, bayar-bayar nyuruh saya. Saya bingung," kata Ahok.
Menurut Ahok apabila pembelian lahan menggunakan appraiser, dinas pasti akan lebih teliti.
"Pengalaman saya dengan Sumber Waras. Makanya saya udah takut. Mendingan tanya appraiser. Kalau appraiser kan dia biasanya teliti betul, layak nggak," ujar Ahok.
Ahok mencium adanya aroma korupsi dalam proses pembelian tanah seluas 4,6 hektare di Cengkareng Barat. Dia menduga banyak oknum yang ikut bermain, termasuk di Badan Pertanahan Nasional sebagai lembaga yang mengeluarkan sertifikat tanah kepada warga bernama Toeti Noezlar Soekarno.
"Curiga saja, makanya kita curiga kok BPN bisa keluarin sertifikat. Harusnya kan nggak terjadi permainan. Tapi karena udah satu set ya kita nggak tahu," ujar Ahok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting