Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyayangkan maraknya kasus penyebaran vaksin palsu yang baru-baru ini diungkap oleh Direktorat Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri, Mabes Polri. Baginya kasus tersebut bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Menurutnya, penyebab lolosnya vaksin palsu yang sudah beredar sejak tahun 2003 itu karena kurangnya pengawasan. Jika pengawasan dilakukan dengan teliti, maka vaksin palsu tidak akan beredar.
"Semua ini kan, pengawasan, sebenarnya soal obat dan makanan itu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dia yang tahu mana yang palsu mana yang tidak,"kata Badrodin di Perayaan Hut Bhayangkara ke - 70 di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (1/7/2016).
Badrodin menambahkan bila jajarannya tidak menemukan adanya pemalsuan vaksin tersebut, maka hingga kini vaksin tersebut terus beredar.
"Ini kan informasi dari Polri yang dapat, maka Polri yang mengembangkan,"ujar Badrodin.
Badrodin menegaskan Polri tidak ingin menyalahkan seluruhnya kepada BPOM atau Kementerian Kesehatan. Baginya kedua instansi tersebut mengevaluasi dan memperketat pengawasan obat dan makanan.
"Silahkan saat ini kan dikerjakan oleh Menkes dan BPOM. Sudah dibentuk satuan tugas juga," kata Badrodin.
Sebelumnya, dalam kasus penyebaran vaksin palsu tersebut, Bareskrim Mabes Polri telah menetapkan 17 tersangka. Dimana dua tersangka yang ditangkap terakhir di Semarang adalah pasangan suami istri yang ternyata memiliki Rumah Mewah di Bilangan Bekasi, Jawa Barat.
Berita Terkait
-
Dinkes Jakarta Temukan 35 Faskes Sediakan Vaksin Bermasalah
-
Vaksin Palsu, Kapolri: Tak Ada Perusahaan Farmasi Besar Terlibat
-
Skandal Pembuatan Vaksin Palsu Terbongkar, Ini 4 Langkah Menkes
-
Kapolri Rahasiakan Rumah Sakit yang Diduga Terlibat Vaksin Palsu
-
Bareskrim Gelar Prarekonstruksi Kasus Pembuatan Vaksi Palsu
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'