Suara.com - Kelompok bersenjata menculik tiga awak kapal tunda Indonesia di negara bagian Sabah, Malaysia timur, kata polisi pada Minggu dalam kejadian terkini dari rangkaian penyergapan di wilayah terkenal karena penculikan oleh pegaris keras.
Belum jelas apakah mereka disergap Abu Sayyaf, kelompok terkait ISIS, yang bertanggung jawab atas pengayauan sandera asal Barat baru-baru ini dan terkenal atas pemerasan jutaan dolar dalam uang tebusan.
Kapal tunda itu, dengan tujuh awak, berada di perairan lepas pantai Sabah di pulau Kalimantan, sekitar 8 mil laut dari pantai, ketika diserang kelompok bersenjata dalam perahu putih tersebut pada Sabtu malam, kata polisi kelautan daerah.
"Tersangka bertanya siapa membawa paspor dan tiga yang membawa digiring ke perahu mereka, sementara empat yang tidak membawa ditinggalkan," kata polisi laut dalam pernyataan pers.
Lima penculik bersenjata berbicara dalam bahasa Melayu dan berlogat Sulu, tambah polisi. Polisi di Sabah diperkirakan mengadakan jumpa pers pada Minggu.
Di Jakarta, kementerian luar negeri Indonesia mengatakan belum memiliki keterangan tentang penculikan itu.
Kelompok keras Abu Sayyaf mengayau dua orang Kanada baru-baru ini setelah tenggat tebusan dilewati. Mereka masih menyekap warga Jepang, Belanda dan Norwegia.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada akhir Juni mengatakan akan tiba waktu baginya menghadapi Abu Sayyaf di bagian selatan negaranya.
"Akan ada waktu bagi saya untuk menghadapi Abu Sayyaf," kata Duterte setelah bertemu dengan perempuan Filipina, yang dibebaskan setelah sembilan bulan disekap, "Penculikan itu harus dihentikan." Sebelumnya, Indonesia meminta Filipina memastikan keamanan di perairan Filipina selatan agar penyanderaan awak kapal oleh kelompok bersenjata tidak terulang.
"Pemerintah Indonesia mengecam keras terulangnya penyanderaan terhadap warga Indonesia oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan," kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Sehubungan dengan upaya ronda bersama di perairan, yang disepakati Indonesia, Filipina, dan Malaysia, hingga kini, ketiga pihak itu masih membahas aturan baku pelaksanaannya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory