Suara.com - Tim dokter Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHA) Bandung menyatakan kemungkinan besar tidak akan melakukan tindakan operasi sedot lemak untuk Arya Permana (10), bocah obesitas ekstrim.
"Kami menilai tindakan (operasi sedot lemak itu) bukan untuk penanganan obesitas. Sedot lemak itu lebih ke arah estetika, contohnya untuk orang yang tubuhnya biasa tapi bagian pahanya kegedean," kata Ketua Tim Dokter RSHS Bandung yang menangani Arya Permana, dr Julistio, Rabu (13/7/2016).
Menurut dia tindakan medis berupa operasi sedot lemak tidak cocok diterapkan untuk pasien obesitas anak bungsu pasangan Ade Somantri dan Rokayah tersebut, karena tindakan medis itu tidak bisa dilakukan sembarangan pada pasien obesitas.
"Terlebih ada beberapa bagian tubuh yang berbahaya jika lemaknya disedot. Misalnya lemak di rongga usus, kalau yang seperti itu tidak bisa," katanya.
Ia mengatakan tindakan medis yang mungkin bisa dilakukan terhadap Arya adalah operasi untuk mengecilkan lambung agar kapasitas lambungnya bisa berkurang untuk menekan asupan makanan berlebih ke dalam tubuhnya.
"Jadi operasi pengecilan lambung biasanya dilakukan terhadap pasien yang sangat obes. Untuk kasus ini, mungkin suatu hari bisa seperti ini dilakukan tindakan operasi pengecilan lambung," ujar Julistio.
Ia mengatakan RSHS Bandung hingga saat ini masih melakukan observasi untuk mencari penyebab obesitas pada Arya Permana dan. Belum ada rencana untuk melakukan operasi terhadap bocah asal Kabupaten Karawang itu.
Menurut dia memasuki hari ketiga dirawat di RSHS Bandung saat ini bobot tubuh Arya Permana adalah 188 Kg dari bobot pertama kali masuk yakni 190 Kg.
Ia mengatakan di dalam tubuh Arya Permana banyak terdapat lemak dan posisi lemak itu berada di bawah kulit dan lebih mendominasi tubuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dokter sampai saat ini masih fokus menjalankan program diet, olahraga, dan program pendukung lainnya untuk menurunkan berat badan Arya Permana sampai mencapai angka ideal di bawah 50 kilogram.
"Tentunya semoga saja kami dari tim dokter bisa sukses sehingga tidak perlu melakukan operasi seperti itu untuk pasien AP ini," kata Julistio. (Antara)
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, Transjakarta Akan Terapkan Tes Psikologi Lanjutan untuk 11 Ribu Sopir
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, DPRD DKI Minta Sertifikasi Sopir Transjakarta Diperketat
-
PN Jaksel Jadwalkan Sidang Praperadilan Nadiem Makarim pada 3 Oktober
-
Diduga Cemburu, Suami di Kebon Jeruk Bunuh Istri Lalu Serahkan Diri ke Polisi
-
Tri Tito Buka Rakornas Posyandu, Tekankan Pentingnya Posyandu Dukung Implementasi Enam SPM
-
Kepala BGN Wanti-wanti Setiap Daerah Siaga Tangani Keracunan MBG
-
Tangis Sinta Nuriyah Pecah di Polda Metro, Peluk Erat Ibunda Delpedro: Mereka Penerus Bangsa
-
Diungkap Kaesang Pangarep, Foto Wisuda Gibran Dipajang di Kampus MDIS
-
Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
-
Transjakarta Rawan Kecelakaan? DPRD DKI Soroti Gaya Hidup Sopir: Begadang, Narkoba, Judi Online!