Suara.com - Kaisar Jepang Akihito (82) berencana untuk melepas mahkota dalam beberapa tahun mendatang. Rencananya itu, seperti dikutip Kantor Berita Jepang, NHK, Rabu (13/7/2016), disampaikan kepada Badan Rumah Tangga Kekaisaran
Kaisar Jepang ke-125 ini telah menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam tahta untuk menyembuhkan luka Perang Dunia II. Namun usianya yang semakin senja membuatnya merasa tak optimal dalam menjalankan tugas.
Kondisi inilah yang membuat Akihito sudah mengurangi sejumlah tugas-tugas resminya dan menyerahkan sebagian beban kepada pewarisnya, Putra Mahkota Naruhito yang kini berusia 56 tahun.
Akihito yang lahir pada 23 Desember 1933 ini disebut sedang menyiapkan pernyataan untuk disampaikan ke publik. Hanya saja NHK tak menyebut kapan pernyataan itu akan disampaikan.
Sejak 3 bulan lalu, pihak kekaisaran juga telah mengumumkan bahwa Kaisar dan istrinya, Michiko (81), akan mengurangi intensitas penampilan di publik karena faktor usia.
Selanjutnya, Putra Mahkota Naruhito (56) dan istrinya yang akan mengambil alih tugas tersebut.
Langkah Akihito yang ingin melepas mahkotanya itu akan menjadi pertama kalinya dalam 200 tahun terakhir di lingkungan Kekaisaran Jepang.
Selama bertahta, Akihito dikenal sebagai kaisar yang bertutur lembut. Ia pernah menjalani operasi jantung dan perawatan kanker prostat dalam beberapa tahun belakangan.
Tahun lalu, Akihito merayakan peringatan ke-70 akhir PD II dengan menyatakan "penyesalan mendalam", langkah baru jika dibandingkan dengan pidato sebelumnya, yang oleh sebagian orang dilihat sebagai usaha meletakkan warisan cinta damai, yang terancam oleh kaum nasionalis konservatif Jepang.
"Dengan menengok ke belakang, disertai penyesalan dalam atas perang, saya berdoa agar bencana perang tidak terulang dan bersama dengan rakyat, saya menyampaikan permintaan maaf bagi yang gugur dan terpuruk dalam perang itu," katanya.
Pada 1992, ia juga menjadi keluarga kerajaan Jepang pertama yang dikenang mengunjungi Cina, negara yang mempunyai kenangan pahit di bawah serbuan militer Jepang pada masa lalu.(The Guardian/Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Bahlil Sarankan Mantan Presiden Dapat Anugerah Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri
-
Komisi VII DPR Sentil Industri Film Nasional: 60 Persen Dikuasai Kelompok Tertentu, Dugaan Monopoli?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS? Ini Klarifikasi Gubernur Pramono Anung
-
Empat Gubernur Riau Terjerat Korupsi, KPK: Kami Sudah Lakukan Pencegahan Intensif
-
Usai Jerat Bupati, KPK Tetapkan 3 Tersangka Baru dalam Kasus Koltim
-
Wamendagri Wiyagus Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalisme Penyelenggara Pemilu
-
Balas Dendam, Santri Korban Bullying Ngamuk Bakar Ponpes di Aceh Besar, Begini Kronologinya!
-
Sidang Perdana PK, Tim Hukum Eks Dirut Asabri Adam Damiri Ungkap 8 Bukti Baru
-
Teror Telepon Misterius ke Hakim Tipikor Medan Sebelum Kamar Pribadinya Ludes Kebakaran